Mohon tunggu...
Arsyad Rafly
Arsyad Rafly Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Jember

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pasca Penerjunan KKN UMD UNEJ, Kelompok KKN 307 Lakukan Pemetaan Potensi dan Masalah Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore - Banyuwangi

1 Agustus 2024   23:47 Diperbarui: 1 Agustus 2024   23:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok KKN 307/dokpri

Jember, 10 Juli 2024- Pada Rabu (10/07/2024), Universitas Jember secara resmi menerjunkan mahasiswa Universitas Jember untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode II dengan tema "UNEJ Membangun Desa" (UMD). Program KKN UMD memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk turut serta mengabdi dan membangun desa dengan mengembangkan potensi atau menyelesaikan persoalan desa. Dalam program ini, kelompok KKN-UMD 307 melaksanakan pengabdian di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi selama 40 hari.

Pasca penerjunan, kelompok KKN 307 melakukan survei dan pemetaan potensi, serta masalah desa. Secara geografis, desa ini terletak di sepanjang Jalan Nasional III Jember-Banyuwangi dan Jalan Lingkar Selatan Banyuwangi. Desa Karangharjo berbatasan dengan Desa Tegalharjo di sebelah barat, Desa Tulungrejo di sebelah timur, Desa Sepanjang di sebelah utara, dan Desa Sorongan di sebelah selatan. Secara administratif, Desa Karangharjo terdiri dari 8 dusun dengan wilayah yang didominasi oleh area perkebunan. Desa Karangharjo dipimpin oleh seorang kepala desa bernama Miskawi, yang sering langsung turun ke lingkungan masyarakat. Di luar pekerjaannya, ia aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan di desa serta dikenal ramah dan mudah ditemui oleh warganya.

Menurut Miskawi, Kepala Desa Karangharjo memaparkan bahwa potensi Desa Karangharjo terletak pada pertanian dan perkebunan, sehingga mayoritas pekerjaan masyarakat desa adalah buruh kebun. Berbagai tanaman dibudidayakan, namun tanaman tebu mendominasi mengingat terdapat Pabrik Gula Glenmore di Desa Karangharjo. Selain itu, di Desa Karangharjo terdapat berbagai aktivitas kelompok masyarakat yang masih aktif, seperti PKK yang diketuai oleh Bu Kades dan terdiri dari 4 POKJA (Kelompok Kerja), Karang Taruna Desa yang berfokus pada bidang keagamaan, kegiatan Posyandu, Kelompok Sadar Wisata Desa, dan lainnya. Aktivitas kelompok desa ini dikelola oleh lembaga dan perorangan karena banyak pemuda Desa Karangharjo merantau untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih besar, sehingga mayoritas buruh kebun adalah orang dewasa dan tetua.

Wawancara bersama Kepala Desa Karangharjo/dokpri
Wawancara bersama Kepala Desa Karangharjo/dokpri

Di samping potensi yang dimilikinya, Desa Karangharjo masih menghadapi sejumlah permasalahan yang menghambat optimalisasi potensi, seperti minimnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan teknologi digital. Kondisi ini membatasi masyarakat dalam mengakses informasi dan ilmu pengetahuan baru di luar wilayahnya, terutama bagi mereka yang tinggal di area perkebunan hingga dataran tinggi.

 Padahal, penggunaan teknologi sangat masif dalam kegiatan sehari-hari masyarakat global. Minimnya penggunaan teknologi digital di area perkebunan juga dipengaruhi oleh kurangnya infrastruktur internet di wilayah tersebut. Selain itu, fasilitas pendidikan di area perkebunan juga relatif terbatas dibandingkan wilayah pusat desa yang terletak di sepanjang Jalan Nasional III Jember-Banyuwangi. Kondisi ini menyebabkan ketimpangan kualitas pendidikan antara area perkebunan dan pusat desa. Meskipun demikian, masyarakat Desa Karangharjo, baik di wilayah perkebunan maupun pusat desa, memiliki motivasi yang kuat untuk memperoleh pendidikan.

Selain masalah infrastruktur internet dan pendidikan, penduduk Desa Karangharjo masih menghadapi masalah sosial berupa pernikahan dini yang dapat berujung pada kasus putus sekolah dan stunting. Menurut Rini, seorang bidan di Desa Karangharjo, kasus pernikahan dini masih terjadi meskipun dalam angka yang rendah, sekitar 8–10 kasus setiap tahunnya. Meskipun demikian, diperlukan penanganan dan tindakan pencegahan agar kasus pernikahan dini tidak terjadi lagi. Salah satu penyebab utama pernikahan dini adalah pergaulan bebas yang menjadi bagian dari kenakalan remaja.

Berkaca dari dua masalah utama tersebut, mahasiswa KKN UMD 2024 UNEJ Kelompok 307 kemudian mengusung tema literasi teknologi dan sosial yang ditujukan untuk guru dan siswa. Dalam tema ini, terdapat dua program, yaitu peningkatan pemahaman teknologi kepada para pendidik sehingga mereka mampu menggunakan teknologi dan menciptakan media pembelajaran berbasis teknologi. Program lainnya adalah sosialisasi tentang pencegahan kenakalan remaja dan pernikahan dini kepada siswa SMP 2 PGRI Glenmore, untuk memberikan pengetahuan tentang bahaya kenakalan remaja dan pernikahan dini yang dapat mengancam masa depan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun