Kebahagiaan yang harus dibayar dengan penderitaan tidaklah berarti. Qiana tidak pernah memandang eksistensinya sebagai satu individu yang utuh, melainkan bagian dari multi-eksistensi yang menyusun sistem semesta. Harga yang dibayar atas kehidupannya haruslah setimpal. Demi mempertanggungjawabkan kehidupannya, ia terus berjalan di permukaan jalur Mobius untuk menyebarkan kebahagiaan.
.
Eksistensi bebas hanya bisa ada saat eksistensi lain tak bebas; sisi damai dunia hanya bisa tercapai saat sisi lain bergejolak; dan kebahagiaan hanya dapat tercipta dari penderitaan. Dua sisi dunia selalu setimbang dan tak tercampurkan. Namun, premis keadilan semesta melahirkan asas kausalitas yang mendorong Qiana untuk terus menyusuri sisi-sisi gelap dan membagikan cahayanya. Titik akhir dari perjalanannya di jalur Mobius hanya ada di dimensi imajiner. Setidaknya, demikianlah ia mempertanggungjawabkan kehidupannya yang penuh berkah.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H