Epta adalah ayam angkasa yang menetas paling pertama. Ayam angkasa hidup di antara dunia-dunia, sehingga tak terikat hukum mayapada. Namun, nasib Epta yang menitipkan telurnya di tepian dunia malah berakhir sengsara. Saat terlalu dekat dengan dunia, hukum mayapada menariknya. Ia terjatuh, meninggalkan telur angkasa yang menetas sebatang kara.
.
Okto adalah ayam angkasa yang menetas paling pertama. Sebagai makhluk yang hidup di antara dunia-dunia, Okto tak seharusnya terikat hukum di dalam sana. Namun, cahaya dunia yang memikatnya justru membuatnya berakhir sengsara, meninggalkan sebuah telur angkasa sebatang kara di tepian dunia.
.
Ennia adalah ayam angkasa yang menetas paling pertama. Ia mengepakkan sayapnya dalam ruang di antara dunia-dunia. Namun, sebagaimana ayam, Ennia tak memiliki kognisi untuk cukup berhati-hati. Nasibnya berakhir mengenaskan, jatuh di mayapada, meski ia telah meninggalkan sebuah telur di tepian dunia.
.
Arithmi adalah penghuni mayapada yang memiliki kognisi di atas rata-rata. Ia melihat ayam angkasa yang tengah terbang melintasi dunia. Ia juga melihat tulang belulang ayam angkasa yang dihancurkan hukum dunia. Ayam angkasa tak memiliki cukup kognisi untuk mengakui eksistensi yang telah lalu, bahkan leluhurnya. Bagi mereka, keberadaan cukup mencakup apa yang terlihat di depan mata.
.
Arithmi yang selesai menyimak tulang-belulang peninggalan ayam angkasa memutuskan untuk berkelana ke dunia-dunia demi merajut fakta. Ia menjadi pemburu ayam angkasa demi melihat angka-angka yang menjadi penanda mereka. Angka-angka ini akan menjadi petunjuk bagi Arithmi untuk mencapai konklusi: manakah yang pertama.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H