Mohon tunggu...
ZANUAR ARSYAD
ZANUAR ARSYAD Mohon Tunggu... civil servant -

@smadawidyatama '10, @widyatamabasket, Civic and Law UNY , @GMK_official, Ledoksari 06/07 Kepek Wonosari Gunungkidul YK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masyarakat Madani dan Demokasi

1 Juni 2012   00:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:32 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak ahli dan pengamat menilai bahwa masyarakat madani sedang berada dalam pembentukan di Indonesia. Beberapa indikasi sering diangkat, seperti cepatnya demokratisasi, kian terbentuknya kelas menengah sosial ekonomi yang berpendidikan tinggi dan mempunyai kekuatan ekonomi, dan semakin terbukanya akses informasi.

Kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini merupakan suatu bentuk tindakan yang bertentangan dengan konsep masyarakat madani yang secara relatif harfiah dapat dipahami sebagai "masyarakat beradab" berbudaya atau bertamadun. Karena, kerusuhan-kerusuhan sosial itu pada hakikatnya mencerminkan perilaku aktor-aornya yang tidak demokratis, tidak peduli huukum, (lawlessness), tidak beradap ( uncivilized) dan bahkan mungkin juga barbar.

Adakah hubungan gerakan yang mengklaim sebagai gerakan prodemokrasi dan pembentukan masyarakat madani??

Sementara orang menyatakan bahwa gerakan-gerakan prodemokrasi merupakan salah satu prsyarat bagi pembentukan masyarakat madani. Bahkan lebih jauh lagi gerakan-gerakan prodemokrasi hampir diidentifikasikan dengan posisi pemerintah. Dalam pandangan ini, suatu gerakan baru dapat disebut prodemokrasi apabila selalu berseberangan dengan dengan rezim penguasa secara mapan. Dipengaruhi peristiwa politik di eropa dengan dukungan teori berbagai sarjana, diantaranya adalah Guiseppe Di Palma, kelompok itu menyatakan bahwa masyarakat sipil adalah musuh alamiah otokrasi, kediktatoran, dan bentuk-bentuk lain kekuasaan yang sewenang-wenang.

Akibatnya, gerakan kelompok dan kekuatan-kekuatan lain yang sebenarnya juga sangat terlibat dalam demokratisasi tidak dianggap sebagai gerakan prodemokrasi. demokrasi dalam konteks kalangan itu, tidak selalu berarti oposisi. demokrasi lebih sering dianggap aspek kehidupan bukan hanya politik, tetapi juga sosial, budaya, pendidikan, ekonomi dan seterusnya.

apakah masyarakat sipil-khususnya sebagai diinginkan kelompok-kelompok yang menyebutkan dirinya sebagai geraka prodemokrasi-harus berdiri head to gead atau oposisi dengan kekuasaan atau bahkan menumbangkan kekuasaan itu sendiri.

Masyarakat madani lebih dari sekedar gerakan-gerakan pro demokrasi. Sivilitas meniscayakan toleransi, yakni kesediaan individu-individu untuk menerima berbagai pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun