Jika suatu saat Anda kebetulan bertandang ke kampung kami di waktu malam, bisa jadi akan keheranan apabila lewat di pos kamling (keamanan lingkungan) menemukan ada seorang perempuan di tengah para ronda malam yang semuanya kaum lelaki.
Pikiran Anda secara spontan akan mengira, perempuan itu sebagai 'penghibur' para ronda yang terpaksa harus meninggalkan istri mereka di rumah masing-masing.
Sebetulnya prasangka semacam itu tidak hanya bakal muncul dari mereka yang baru pertama kali datang ke kampung kami. Bahkan di antara beberapa istri ronda malam pun  ada yang selalu saja menaruh kecemburuan. Menyangka suaminya yang malam itu mendapat giliran tugas ronda, ada 'main' dengan perempuan itu.
Sebagaimana salah seorang istri dari teman satu regu saya. Setiap kali suaminya keluar rumah, untuk tugas ronda, sering diikuti oleh istrinya. Kalau tidak, maka secara diam-diam istrinya mengintip dari tempat yang tersembunyi. Kebetulan antara pos kamling dengan rumahnya hanya terhalang satu rumah saja.
Melihat sikapnya yang sedemikian rupa,, istri teman saya itu dianggap sudah begitu berlebihan memang. Sehingga membuat suaminya merasa jengah, dan malu dengan sikap istrinya itu. Apa lagi di antara kami ada yang suka iseng menggodanya, atas sikap istrinya yang begitu cemburu.
Sementara perempuan yang seringkali menemani kami di pos kamling, sebetulnya menyadari juga dengan hal tersebut. Terkadang dirinya pun merasa risih juga dengan sikap istri anggota ronda yang menaruh rasa cemburu terhadap dirinya.
Hal itu seringkali dikatakannya kepada saya. Kebetulan di Sabtu malam saya mendapat giliran tugas ronda malam. Kebetulan juga saya ditunjuk sebagai ketua regunya. Oleh karena itu saya mendapat kewenangan untuk mengatur tugas keliling kampung masing-masing anggota.
Sehingga apabila kebetulan peronda lain sedang berkeliling, maka saya bersama perempuan itu standby di pos kamling. Berduaan.
Asyik juga memang malam-malam yang dingin, dan sepi saupi bisa berduaan dengan seorang perempuan. Tapi tidak koq. Saya malah menaruh rasa hormat kepadanya. Sementara terhadap sikap para istri rekan saya yang merasa cemburu terhadap perempuan itu, saya ingin memberi penjelasan kepada mereka.
Bagaimana pun perempuan yang seringkali berada di pos kamling itu, adalah ketua RT (Rukun Tetangga) di lingkungan kami. Bisa jadi karena konsekwensi dari tanggung jawab seorang ketua RT, walaupun dirinya seorang perempuan, apa boleh buat harus mengontrol keberadaan petugas ronda di lingkungannya.
Malahan seharusnya istri ronda malam yang merasa cemburu terhadap Ibu RT (demikian kami memanggilnya), segera sadar dengan sikapnya itu. Selain usianya sudah setengah tua, cucunya pun sudah ada lima, punya suami, dan orangnya juga taat beribadah sesuai agama yang dianutnya.