Misalnya saja dengan apa yang ditulis Eka Kurniawan, penulis, di akun Facebooknya sebagai berikut: "Anak-anak orang kaya, CEO ini dan itu diangkat jadi staf khusus presiden, ngantor di istana, dengan gaji istana, terus nyuruh rakyat Indonesia untuk bersikap adil? Mereka berkesempatan didengar Presiden hampir tiap hari dan bisa mempengaruhi kebijakan, itu bukan privilege?"
Sementara pakar hukum Tata Negara, Refly Harun, menganggap staf khusus milenial yang diangkat Presiden Jokowi hanya akan menjadi beban anggaran negara semakin besar saja. Sementara pekerjaan mereka (staf khusus milenial) hanya memberikan opini dan pendapat saja.
Memang apa yang diungkapkan Eka Kurniawan ada benarnya. Ada di antara staf khusus milenial yang berasal dari keluarga konglomerat. Salah satunya yang paling menonjol adalah Putri Indahsari Tanjung. Dia anaknya Chairul Tanjung memang.
Demikian juga dengan yang dicetuskan Refly Harun. Dengan gaji perbulan senilai Rp 51 juta, para staf khusus itu bisa hidup cukup tenang. Apa lagi jika dibanding dengan jutaan rakyat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan di negeri ini.
Namun terlepas dari berseliwerannya banyak polemik yang kurang sreg terhadap kebijakan Presidden jokowi tersebut, alangkah baiknya jika untuk memberi kesempatan bagi para staf khusus milenial itu untuk unjuk gigi. Paling tidak dalam tempo 100 (seratus) hari, masukan seperti apa yang disampaikan mereka kepada Jokowi yang ada guna dan manfaatnya bagi bangsa dan negeri tercinta ini. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H