Seorang teman mengabarkan, beberapa hari yang lalu Indra, teman lama kami juga, telah meninggal dunia. Sebelumnya Indra memang telah lama mengidap penyakit gula. Diabetes.
Terakhir saya melihatnya enam bulan lalu. Saat saya lewat di objek wisata. Dekat tempat tinggalnya. Dia sedang nongkrong di depan kios di dekat gerbang masuk objek wisata itu.
Semula saya tidak menyangka kalau orang yang melambaikan tangan itu adalah Indra. Saya hanya membalas dengan sedikit senyum dan anggukkan saja. Apalagi ketika itu lalu-lintas sedang ramai. Ditambah pula oleh kendaraan yang keluar-masuk tempat wisata.
Hanya saja setelah istri saya yang duduk di sebelah menyebut namanya, lalu berceloteh tentang kondisinya saat itu, baru saya ngeh.
Sungguh. Saya sama sekali tidak kenal sosok orang yang tadi melambaikan tangan ke arah kami. Selain kurus dan kulitnya sudah berkeriput, sekilas saya melihat kondisinya begitu lemah.
Hanya saja istri saya menjelaskan, keadaan Indra sudah berubah sejak kena diabetes. Bahkan ketika kebetulan bertemu dalam suatu kesempatan, istri saya menganggap Indra seperti mengalami depresi juga. Hal itu tertangkap dari pembicaraannya yang tidak jelas. Boleh dikatakan tidak pernah nyambung.
Memang istri saya juga mengenal Indra. Selain mantan adik ipar Indra adalah teman sekolah istri saya, juga siapa sih yang tidak mengenal Indra di daerah kami?
 Ya. Selain dikenal sebagai salah seorang bintang sepak bola di daerah kami, Indra pun selalu membuat iri kami, teman-temannya. Betapa tidak, dia menjadi pujaan kaum wanita. Dan banyak wanita yang bertekuk lutut padanya. Tak terkecuali wanita yang sudah bersuami sekalipun.
Memang selain sebagai bintang sepak bola, dengan posisi sebagai penjaga gawang, dia pun  lumayan ganteng. Selalu ramah kepada siapa pun. Apa lagi terhadap kaum hawa.
Banyak sekali kasus yang berkelindan seputar perempuan menimpanya. Mulai digebuki orang karena  merebut pacarnya, sampai meringkuk di tahanan polisi karena meniduri istri orang. Dan sebelumnya digerebek warga satu kampung, lalu dihajar habis-habisan. Hingga diproses sesuai hukum yang berlaku.
Herannya, sampai usia kami menjelang setua sekarang ini, Indra masih saja tetap dengan kelakuannya. Sampai-sampai dia dijuluki Don Juan. Sepertinya tak pernah ada kata kapok dalam kamus hidupnya.