O iya. Penghargaan Kalpataru adalah bentuk apresiasi pemerintah (Sejak jaman Orde Baru) yang diberikan kepada perorangan, atawa kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup. Sementara  kalpataru sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya adalah pohon kehidupan.
Adapun kiprah Mak Eroh sampai mendapat penghargaan Kalpataru tersebut, tidak lain karena keperkasaan dan kegigihannya dalam membuat saluran air sepanjang 5 kilometer melintasi perbukitan di lereng Gunung Galunggung. Sementara yang memotivasi Mak Eroh untuk menggali saluran air adalah karena mata air yang menjadi sumber kehidupan warga kampungnya tertimbun longsoran pasir setelah terjadinya letusan gunung Galunggung pada 1982. Saluran air yang membelah bukit, dan melintasi lereng gunung itu dikerjakan sorangan wa. Â Iya, oleh Mak roh sendiri. Tanpa mendapat bantuan orang lain.
Bagaimanapun pekerjaan itu suatu hal yang dianggap mustahil bagi kaum pria sekalipun. Sehingga ketika memulai pekerjaannya, ada yang menyebut Mak roh sebagai jalma gelo (orang gila). Akan tetapi Mak roh tidak mempedulikannya. The show must go on. Dengan bersenjatakan cangkul, linggis, tatah, dan belincong emak itu berangkat pagi pulang sore.
Baru ketika pekerjaan yang memakan waktu berbulan-bulan itu hampir kelihatan hasilnya, beberapa warga pun ikut membantunya. Sampai pada ahirnya air yang dibutuhkan warga kampung itu mengalir melalui saluran yang dikerjakan Mak roh. Sawah warga pun kembali berfungsi kembali. Bisa ditanami padi.
Cerita kegigihan dan keperkasaan Mak roh ketika itu tersebar kemana-mana, hingga terdengar ke lingkungan pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Kemudian ia pun diusulkan sebagai pejuang lingkungan hingga ke tingkat nasional. Hingga akhirnya menerima penghargaan Kalpataru dri Presiden Suharto.
Kebanggaan warga Kabupaten Tasikmalaya atas jasa Mak roh, diwujudkan dengan dibuatnya tugu peringatan. Dan oleh masyarakat Kabupaten Tasikmalaya Mak roh disebut sebagai pahlawan pejuang lingkungan.
Tahun 2004 lalu Mak roh telah meninggal dunia. Adakah di antara warga Tasikmalaya yang masih mengenangnya? Â Adakah penghargaan Kalpataru mampu mengangkat kehidupan keluarga Mak roh yang sepeninggalnya?
Hanya saja yang jelas, bisa jadi Mak roh bukanlah sosok pahlawan pejuang abal-abal seperti yang banyak berkeliaran sekarang ini. Dia memperjuangkan kehidupan dirinya dan warga di kampungnya sama sekali tanpa pamrih. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H