Terus terang saja kalau ada orang yang bertanya tentang kesanku terhadap blog Keroyokan yang bernama Kompasiana ini, aku akan katakana secara jujur dengan hanya dua kata saja. Benci dan rindu. Itu saja.
Betapa tidak, aku yang bergabung sejak 07 Agustus 2011, dan setelah tujuh tahun kemudian terdatar menjadi Kompasianer, terpaksa harus membuat akun baru kembali untuk bias tetap eksis. Hal itu terjadi hanya garagara aku logout dari akun Kompas.com, kemudian saat mencoba untuk login kembali ternyata tidak bisa masuk dengan pesan yang muncul di sso Kompas.com bahwa akun tersebut sudah diblokir.
Berulang kali aku mencoba untuk login. Jawabannya tetap sama. Bahkan saat menghubungi admin, jawabannya pun sungguh menyesakkan dada. Katanya karena aku telah membuat pelanggaran. So, garagara logout begitu saja disebut sudah melanggar!
Aku semakin benci saja terhadap Kompasiana saat salah seorang Kompasianer mengalami hal yang sama dengan kasus diriku itu. Kompasianer itu lalu mengontak langsung admin, katanya akunnya yang diblokir itu bisa dibuka kembali. Sementara aku yang hanya mengontak via email malah dianggap sudah membuat pelanggaran.
Sehingga aku anggap kalau admin sudah pilih kasih. Sama sekali tidak punya hati. Padahal tokh akunku itu bukan akun abalabal. Akun yang terverifikasi lho!
Tapi karena aku merasa sudah kadung dekat dengan Kompasiana, ditambah pula kegemaran menulisku susah sekali untuk dihentikan, maka apa boleh buat, aku pun membuat akun baru pada 03 Nopember 2017.
Sungguh. Meskipun aku tak suka dengan sikap admin yang kuanggap pilih kasih dalam hal pelayanan pengaduan tersebut, aku tetap rindu kalua suatu saat aku lama tidak memposting tulisan di blog keroyokan ini.
Itu saja kesanku setelah sekian lama gabung di kompasiana ini.
Wassalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H