Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menunggu Kabar dari Palu

29 September 2018   05:43 Diperbarui: 30 September 2018   22:39 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Tribunnews.com)

Sulawesi Tengah diguncang gempa. Tepatnya di daerah Donggala. 7,7 skala Richter besarnya. Berita itu saya temukan dari Breaking News Kompas.com. Ingatan saya langsung tertuju kepada anak dan cucu kami yang ada di kota Palu. Bagaimana keadaan mereka?

Rasa cemas bercampur khawatir muncul seketika. Terbayang dengan peristiwa gempa di daerah kami tahun 2009 lalu. Tepatnya 2 September 2009, pukul 14.55 WIB. Dengan guncangan berkekuatan 7,3 Skala Richter terasa begitu dahsyatnya kami rasakan, dan dampaknya pun selain menimbulkan kerusakan puluhan ribu bangunan yang begitu parah , juga puluhan orang tewas dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.

Segera saya angkat telepon, dan menghubungi nomor anak sulung kami. Karena kebetulan sudah hampir dua belas tahun bertugas di sana. Tak ada jawaban. Saya menduga, sebagai aparat keamanan, bisa jadi dia memiliki kesibukan tersendiri. Kemudian saya menghubungi nomor istrinya, juga hanya bunyi tut-tut-tut saja yang  masuk ke telinga. Saya pikir kemungkinan besar jaringan komunikasi pun terputus pula.

Wah.

Saya kian cemas saja. Terlebih lagi ketika dikabarkan ada gempa susulan yang terjadi di daerah Palu. Sementara anak dan mantu belum juga dapat saya hubungi. Dan semakin cemas lagi jika gempa di Palu itu juga menimbulkan terjadinya tsunami.

Apa boleh buat. Saya hanya bisa berkomat-kamit memanjatkan do'a. Memohon kepada yang mahakuasa agar anak-cucu kami terhindar dari marabahaya. Semoga pula seluruh warga Sulawesi Tengah yang terdampak musibah gempa diberi kekuatan, ketabahan, dan kesabaran.

Bagaimana pun yang namanya musibah merupakan kehendakNya. Sebagai makhlukNya yang tiada memiliki daya, upaya, dan kekuatan, kecuali hanya atas pertolonganNya juga, kita hanya mampu berdo'a di saat menghadapi situasi yang membuat siapa pun dilanda ketakutan, dan kecemasan ini, dan yang tak bisa diduga sama sekali.

Semoga. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun