Sehingga dalam hal ini Camat pun tidak menghargai hukum yang menjadi panglima tertinggi di negeri ini.
Apa boleh buat. Meskipun katanya jaman sudah berubah, dan kedudukan rakyat berada pada posisi paling tinggi di negeri yang menganut sistem demokrasi, tapi di dalam kenyataannya, rakyat harus selalu saja kalah. Camat yang merasa berkuasa, tapi sesungguhnya hanyalah sebagai pelayan rakyat, tetap saja masih merasa hidup di jaman feodal, atawa paling tidak seperti di jaman rezim orde baru. Sok berkuasa, seolah merasa sebagai seorang raja laiknya.
Bisa jadi hal serupa tidak hanya dialami oleh Mang Jaka saja. Dan juga masih banyak pejabat seperti Camat di atas. Buktinya banyak Kepala daerah yang dicokok KPK. Mulai dari meminta fee proyek, gratifikasi dari pengusaha, sampai jual-beli jabatan masih marak terjadi, dan KPK masih harus bekerja keras memberantasnya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H