Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilgub Jabar 2018, Utak-atik Formasi Kandidat Jelang Penentuan

31 Desember 2017   23:39 Diperbarui: 1 Januari 2018   00:29 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dedi Mulyadi, Ridwan Kamil, dan Deddy Mizwar (Okezone News)

Hingga tiba hari terahir di penghujung tahun 2017, kandidat yang hendak maju di pilkada Jawa Barat 2018termasuk koalisi partai politik yang mengusungnya pun  sepertinya masih bias, dan tidak jelas.

Sebut saja nama Ridwan Kamil, Walikota Bandung yang memiliki elektabilitas paling tinggi berdasarkan hasil beberapa lembaga survey. Hingga saat ini RK -- demikian orang biasa menyapa, dan ada juga yang menyebut Kang Emil sebagai panggilan yang lebih akrab, meskipun telah mengantongi dukungan partai Nasdem, PPP, dan PKB, serta terahir menyusul partai Hanura, tetap saja dianggap belum final. 

Dan tidak menutup kemungkinan koalisi empat parpol itupun akan pecah kongsi di tengah jalan abila RK tidak bisa mengakomodasi keinginan keempat partai pendukungnya itu.

Sebagaimana kabar yang sudah beredar luas sebelumnya, semua parpol koalisi pendukung Ridwan Kamil mengajukan kader masing-masing untuk menjadi bakal calon Wakil Gubernur pendamping RK. Seperti halnya partai Nasdem mengajukan Saan Mustopa, PPP menyodorkan Uu Ruzhanul Ulum, PKB menawarkan Saiful Huda, dan Hanura meminta Aceng Fikri untuk dijadikan bacawagubnya Kang Emil.

Masing-masing parpol pun kemudian mengultimatum RK. Apabila tidak mengambil kader yangdisodorkannya, maka mereka pun akan hengkang dari koalisi, dan tentunya akan berlabuh memberi dukungan kepada kandidat lain. Sehingga masalah bakal calon gubernur pun membuat RK tak enak makan dan tak nyenyak tidur.

Begitu juga halnya dengan Dedi Mulyadi yang dijagokan partai Golkar. Meskipun Bupati Purwakarta itu telah memberi sinyal untuk berkongsi dengan jagoan partai Demokrat, Deddy Mizwar, namun lagi-lagi   sebagaimana dikatakan Ketua DPP Golkar bidang Ideologi & Kebijakan Publik Happy Bone Zulkarnain, duet 2DM itu baru harapan, dan sama sekali belum menjadi suatu kepastian.

Bahkan tidak menutup kemungkinan, Dedi justru tidak akan jadi berduet dengan wakil Gubernur pertahana. Karena belum tentu dalam Pilpres 2019 partai Demokrat akan mau berkomitmen untuk mengusung Jokowi.

Bisa jadi koalisi partai Gerindra dan PKS yang mengusung Sudrajat dan Syaikhu sepertinya yang hingga sekarang ini sudah dianggap paling solid, dan pilihan pasangan militer dengan ustadz pun sudah dianggap final.

Akan halnya nasib Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, dan Deddy Mizwar bisa jadi pada ahirnya akan ditentukan oleh ketetapan induk parpol pendukung masing-masing kandidat tersebut di atas. Tidak menutup kemungkinan pada ahirnya partai Demokrat akan merapat pada koalisi parpol pendukung Ridwan Kamil. Kemudian Deddy Mizwar pun akan melenggang sebagai kandidat kuat pendampingnya. 

Karena seperti pernah diutarakan Saiful Huda dari PKB, agar tidak menjadi beban RK, sebaiknya Kang emil mencari pendamping alternatif dari luar empat parpol tersebut, dan partai Demokrat yang sekarang baru sedang berancang-ancang untuk merapat, dan sebagai pelengkap dari empat parpol yang sudah terjalin sebelumnya.

Anton Charliyan dan Dedi Mulyadi (Tribun Jabar-tribunnews.com)
Anton Charliyan dan Dedi Mulyadi (Tribun Jabar-tribunnews.com)
Sementara Dedi Mulyadi diprediksi akan mendapatkan pasangannya dari hasil pembicaraan Ketua Umum partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri.bisajadi pada ahirnya kedua parpol tersebut akan berkoalisi dengan mengusung Dedi Mulyadi dengan kandidat dari PDIP yang digadang-gadang memiliki kans paling kuat, yakni Anton Charliyan, mantan Kapolda Jawa Barat.

Wallahu 'alam.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun