Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masalah Palestina, Sepertinya Fadli Zon akan Mampu Menyelesaikannya

16 Desember 2017   14:18 Diperbarui: 16 Desember 2017   17:56 5178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fadli Zon, Donald Trump, dan Setya Novanto tribunnews.com

Pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, sontak memicu timbulnya permasalahan besar di Timur Tengah. Bagaimanapun selama ini Yerusalem merupakan Ibu Kota negara Palestina. Selain itu Yerusalem merupakan Kota Suci bagi tiga agama samawi, yakni Islam, Nasrani, dan Yahudi.

Indonesia sebagai salah satu negara yang telah mengakui kemerdekaan Palestina, dan telah lama menjadi sahabat danpendukung terbentuknya negara di belahan Timur Tengah itu, langsung bereaksi. Presiden Jokowi melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara proaktif  mengadakan diplomasi ke berbagai negara sahabat untuk menyelesaikan sengkarut akibat ulah Donald Trump tersebut.  Demikian juga Presiden Jokowi sendiri belum lama ini menghadiri KTT OKI (Organisasi Kerjasama Islam) untuk membahas hal serupa.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam di Istanbul, Turki, itu  Presiden Joko Widodo dengan tegas menyatakan untuk terus bersama Palestina memperjuangkan kemerdekaan dan membebaskan bangsa Palestina dari penjajahan.

Sementara di dalam negeri Indonesia sendiri, berbagai organisasi massa keagamaan yang diprakarsai Majelis Ulama Indonesia (MUI) merencanakan untuk mengadakan aksi unjuk rasa, sebagai bentuk solidaritas, dan dukungan terhadap Palestina.

Hanya saja belum juga dilaksanakan, beberapa ormas menyatakan ketidakikutsertaannya dalam aksi unjuk rasa yang akan digelar Minggu (17/12/20017) itu. Di antaranya Nahdatul Ulama (NU) melalui Ketua Umumnya, Said Aqil Siradj, menyatakan pihaknya bukan tidak mendukung aksi tersebut. Perjuangan kaum Nahdiyin dalam mendukung kemerdekaan Palestina ditunjukkan dengan mendorong upaya diplomasi yang dilakukan pemerintah secara maksimal.

Demikian juga halnya dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) memiliki alasan lain untuk menolak mengikuti aksi unjuk rasa itu. Sebagai kelompok intelektual, kata Jimly Asshiddiqie, ICMI tidak perlu melakukan aksi unjuk rasa, tetapi harus menolak terhadap klaim dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pendapat kedua tokoh tadi, memang benar adanya. Sepertinya sikap umat Islam Indonesia terhadap masalah yang sedang dihadapi Palestina, akan lebih efektif dengan disampaikan oleh para tokoh-tokohnya saja. misalnya saja mereka membuat petisi penolakan atas pernyataan Donald Trump itu yang disampaikan melalui Dubes AS di Jakarta.

Hanya saja lain kepala lain pula pemikirannya, atawa pendapatnya, di negara demokrasi Indonesia sepertinya sah-sah saja. KH Ma'ruf Amin silahkan saja untuk memimpin aksi unjuk rasa. Tidak akan pernah ada yang melarangnya. Kecuali kalau kegiatan aksi solidaritas itu disusupi teroris misalnya, maka sudah lain lagi masalahnya.

Namun di luar semua itu, sepertinya pemerintah Indonesia, MUI, dan seluruh elemen bangsa barangkali sudah lupa. Di Indonesia ini ada putra bangsanya yang memiliki kedekatan, sebagaimana diklaim yang bersangkutan, dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dia adalah Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI, dan Setya Novanto, Ketua DPR RI non-aktif.

Fadli Zon, Donald Trump, dan Setya Novanto tribunnews.com
Fadli Zon, Donald Trump, dan Setya Novanto tribunnews.com
Bahkan saat kampanye calon Presiden AS beberapa waktu lalu, Fadli zon dan Setya Novanto pernah datang menghadirinya, untuk memberi dukungan, tentu saja kepada kandidat Presiden AS dari partai Republik itu.

Sehingga untuk meredakan masalah Palestina itu pun, apa salahnya kalau pemerintah, tokoh-tokoh agama, daripada repot-repot mendingan mengutus Fadli Zon (Karena kalau bersama Setya Novanto rasanya mustahil, karena beliau sedang berada dalam tahan KPK) untuk melobi Donald Trump. Siapa tahu kalau oleh sahabat dekatnya, akan luluh hatinya, dan mencabut kembali pernyataannya yang menghebohkan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun