Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seleksi CPNS akan Kembali Dibuka, Saatnya Bergembira dan Saatnya Kecewa

15 Desember 2017   09:25 Diperbarui: 15 Desember 2017   09:32 1969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seleksi CPNS Kompas.com

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi akan kembali membuka kran penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di tahun 2018 mendatang. Informasi ini, tentu saja, juga akan kembali membangkitkan harapan banyak pihak untuk ikut mengundi peruntungan.

Bagi para lulusan perguruan tinggi yang selama ini masih menganggur, atawa para tenaga honorer yang sudah mengabdikan diri selama puluhan tahun di berbagai lembaga pemerintahan, dan masih tetap berharap diangkat sebagai pegawai negeri, maka kesempatan langka seperti itu pun tak akan dilewatkan. Siapa tahu impian menjadi aparatur sipil negara (ASN) akan menjadi kenyataan.

Demikian juga para calo yang acapkali memanfaatkan kesempatan di dalam kesempitan, jelang penerimaan CPNS adalah saatnya bagi mereka untuk mencari mangsa demi untuk apa lagi kalau bukan memperkaya diri sendiri. Biasanya  calo-calo itu  merupakan perantara yang menjadi kepercayaan oknum pejabat pemerintahan. Baik dari kalangan eksekutif maupun di legislatif. 

Dengan mematok harga sampai puluhan, bahkan ratusan juta rupiah untuk satu orang mangsanya, calo itu pun meyakinkan yang bersangkutan sudah akan lolos seleksi, dan sudah pasti akan diterima menjadi pegawai negeri.

Tetapi tak sedikit, calo ilegal pun dalam momen penerimaan CPNS seperti yang akan dilaksanakan tahun depan, banyak juga bergentayangan. Calo semacam ini, dalam modus operandinya bisa saja mengaku sebagai seorang pejabat terkait dengan perlengkapan yang cukup meyakinkan. 

Mulai dari penampilan dengan atribut lengkap yang dikenakan, hingga pembicaraan yang penuh angin surga pun seringkali membuat mangsanya terlena sampai tergoda untuk menyerahkan nasibnya, dan segepok uang tentunya, kepada calo tersebut.

Selain itu, jelang seleksi CPNS itu pun menjadi kesibukan tersendiri bagi para politisi. Bahkan memangnya selama ini sudah menjadi sebuah tradisi yang sulit untuk disangkal lagi, kesempatan emas seperti ini seringkali juga dimanfaatkan oleh politisi yang hendak bertarung dalam ajang pemilihan. Terlebih lagi sekarang ini sudah memasuki tahun politik. Tahun 2018 di beberapa daerah akan digelar Pilkada serentak. Kemudian di tahun 2019 adalah saatnya Pemilu legislatif dan Pilpres.

Bisa jadi para peserta seleksi akan diberi doktrin, bahkan terkesan semacam ancaman, kalau ingin lolos seleksi, dan diterima menjadi pegawai negeri, maka tak ada pilihan lain selain harus memilih pertahana, untuk menjadi Bupati/Walikota lagi, atawa memilih partai politik A yang telah memperjuangkan impiannya sehingga menjadi kenyataan.

Sudah bukan rahasia lagi memang. Dari dulu sampai sekarang, mereka yang mendambakan pekerjaan sebagai aparatur sipil negara selalu saja membludak sedangkan kuota yang tersedia terbatas adanya. Sehingga segala cara pun akan ditempuhnya. Baik oleh yang bersangkutan, maupun oleh pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan di dalam kesempitan.

Bagi CPNS yang sudah siap lahir-batin, sudah mempersiapkan segala persyaratan dengan lengkap, dan segepok uang untuk pelicin, juga ada kedekatan dengan oknum pejabat, peluang untuk menjadi ASN sudah terbuka lebar meskipun dengan IP yang pas-pasan. 

Tetapi bagi mereka yang meskipun memiliki kelengkapan berkas administrasi tak dapat disangsikan lagi, juga IP-nya di atas rata-rata, namun tidak ada uang dan sama sekali tidak ada kedekatan dengan orang dalam, serta masih tetap bersikap idealis menjadi seorang yang ingin hidup bersih, maka siap-siap saja untuk kecewa. Mimpi untuk menjadi abdi negara sebaiknya jangan pernah dihadirkan lagi dalam tidur malam mulai sekarang juga.

Apa boleh buat. Karena semua itu memang fakta yang selama ini senantiasa terjadi di negeri ini.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun