Dua hari sudah saya tidak bisa seperti biasanya. Menulis, maksud saya. Keyboard komputer ngadat. Huruf A, Z, Q , dan angka 1 tidak bisa berfungsi. Sementara laptop dibawa anak ke kampusnya. Untuk mengganti dengan yang baru, perjalanan 48 km bolak-balik harus ditempuh. Mana kantong sedang kosong (Memangnya kapan pernah penuhnya?). Apa boleh buat. Padahal ide di kepala sudah begitu penuh. Pusing saya dibuatnya. Dan tak tahu harus bagaimana.
Inilah masalahnya. Mungkin saja permasalahan semacam ini pernah dialami rekan penulis lain. Ketika kita sudah siap lahir-batin, maksud saya ide sudah siap dituliskan, tiba-tiba muncul rintangan yang tidak diduga-duga. Bisa saja listrik mati, istri nyinyir karena uang belanja kurang, anak menangis karena berantem sama teman atau saudaranya, atau kehabisan rokok (khusus bagi pecandu) atau kopi digelas sudah tandas, maka… Blaaaarrr !!!  Ide pun seketika hilang.
Malah tak jarang, karena pusing tidak karuan, ahirnya kitapun marah-marah . Bak anjing yang yang dilempari anak-anak nakal, pontang-panting dan terkaing-kaing. Apalagi bagi yang emosinya sulit terkendali, wah, jangan coba-coba mendekati. Bahaya.
Yang paling mudah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan seperti tadi, bagi saya yang sering melakukannya adalah, enteng saja sebenarnya, yaitu:
1.Menarik nafas panjang, sampai dada dan perut terasa sesak. Kemudian hembuskan dengan perlahan-lahan. Lakukan hal itu berulang-ulang, kira-kira 3 – 7 kali.
2.Pergi ke kamar mandi. Kalaupun tidak mandi, coba basuhlah wajah dan kepala kita hingga terasa ada perubahan, kepala yang semula panas menjadi sejuk dan dingin. Apalagi bagi orang Islam, dengan berwudlu, itu akan lebih baik lagi rasanya.
3.Jangan lupa untuk meminta kepada Yang Maha Kuasa, Allah SWT, Sang Hiyang Widhi, kalau kita punya iman/agama.
Boleh dicoba. Pasti akan terasa perubahannya. Dan permasalahan pun akan menemukan jalan keluarnya. Sehingga menulispun akan jalan lagi.
Seperti yang  tadi saya alami. Mengapa tidak dicatat di kertas saja ya,  ‘kan dulu juga,  sewaktu belum punya mesin tik dan belum ada perangkat yang namanya komputer, saya biasa menulisnya dengan pena di atas lembaran buku tulis.
Setelah tuntas, mengapa tidak pergi ke warnet saja sekalian diketik di sana? Gampang ‘kan…
Selamat mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H