Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik

People Power 27 Maret yad. Akankah Menjadi Kenyataan

26 Maret 2012   01:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:29 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SEJAK rencana kenaikan harga BBM dikumandangkan, gelombang aksi penolakan di pusat (Jakarta) maupun di berbagai daerah terus dilakukan. Dan puncaknya, sebagaimana diberitakan, adalah Selasa (27/3) yang akan datang. Konon gerakan aksi penolakan besok hari, akan menjadi aksi terbesar dalam sejarah demonstrasi yang pernah terjadi. Sebagaimana direncanakan, akan melibatkan tidak kurang dari 2,5 juta orang, yang datang dari berbagai daerah.  Dan yang akan menjadi target sasaran adalah istana kepresidenan.

Bahkan, bukan cuma penolakan kenaikan BBM saja yang akan mereka suarakan, konon tuntutan menasionalisasikan tambang dan migas, dan tuntutan menurunkan SBY – Boediono pun diagendakan.

Wah, kalau demikian naga-naganya, kita pun kembali teringat kepada gerakan rakyat, seperti aksi Tritura – Tiga tuntutan rakyat – yang disuarakan angkatan ’66, yang mendongkel Orde Lama di bawah kepemimpinan Soekarno;  gerakan People Power di Filipina yang menjatuhkan hegemoni Ferdinand Marcos; gelombang aksi mahasiswa pada 1998 yang menjatuhkan rezim Soeharto; yang baru-baru ini terjadi di Tunisia  yang menggulingkan Ben Ali, dan di Mesir yang membuat Hosni Mubarak tersingkir.

Di Negara demokratis yang masih dalam fase berkembang -- seperti Indonesia yang telah 66 tahun merdeka kalau masih juga dinamakan demikian, dan belum mapan, sebagaimana teori para ahli, karena para pemimpinnya masih kental dengan jiwa feodalistis, apalagi ditambah dengan sifat-sifat serakah yang kuat tertanam di lubuk hatinya, ditambah lagi dengan anggapan mereka bahwa rakyatnya masih mudah dibodohi, maka akibatnya ya beginilah jadinya. Kebijakan yang dikeluarkan pun acapkali dianggap tanpa ada keberpihakan sedikitpun terhadap rakyat banyak, seperti sekarang ini.

Pemerintah dianggap kurang berfikir logis, membuat kebijakan yang tidak populis. Maka wajarlah rakyatpun tidak mau menerimanya., karena tokh negara ini sudah dipermaklumkan sebagai Negara yang demokratis. Pemerintah dibentuk berdasarkan pilihan rakyat, punya dewan yang mewakili rakyat, maka kalau memang kebijakan pemerintah merugikan rakyat, maka apa boleh buat, rakyat pun bangkit bergerak.

Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, kita hanya dapat menunggu dengan harap-harap cemas. Semoga semuanya berjalan dengan tertib dan lancar. Tidak ada kerusuhan, apalagi memakan korban. Karena kabarnya SBY akan menurunkan pasukan TNI. Mungkin dia sudah tidak percaya lagi pada kemampuan polisi.

Hanya saja yang jadi pertanyaan, apakah gerakan besok hari akan jadi kenyataan, apakah tuntutan yang disuarakan akan dikabulkan Tuhan?

Suara rakyat, suara Tuhan.

Semoga.

Cigupit, 2012/03/26

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun