Dikabarkan seorang pemuda, MA (24), penjual tusuk sate diciduk polisi karena telah menghina Jokowi melalui kata-kata dan gambar berbau SARA, yang diunggah di jejaring sosial Facebook saat musim kampanye Pilpres lalu.
MA dijerat beberapa pasal berlapis, yaitu pasal pencemaran nama baik dalam Undang-Undang ITE dan UU Pornografi. Ancaman hukuman untuk MA mencapai 10 tahun penjara.
Membaca berita tersebut, muncul pertanyaan di benak saya, apakah Fahri Hamzah dan Fadli Zon yang sekarang jadi wakil Ketua DPR RI akan bernasib sama seperti Si MA tersebut ? Pasalnya dua sosok itu pun selama ini seringkali dikabarkan melontarkan ungkapan yang berbau fitnah, maupun hinaan terhadap Joko Widodo.
Misalnya saja melalui beberapa puisi di bawah ini, Fadli zon begitu pedasnya ‘menghina’ Jokowi:
Sajak Tentang Boneka
Sebuah boneka
Berbaju kotak merah muda
Rebah di pinggir kota
Boneka tak bisa bersuara
Kecuali satu dua kata
Boneka tak punya wacana
Kecuali tentang dirinya
Boneka tak punya pikiran
Karena otaknya utuh tersimpan
Boneka tak punya rasa
Karena itu milik manusia
Boneka tak punya hati
Karena memang benda mati
Boneka tak punya harga diri
Apalagi nurani
Dalam kamus besar boneka
Tak ada kata jujur, percaya dan setia
Boneka bebas diperjualbelikan
Tergantung penawaran
Boneka jadi alat mainan
Bobok-bobokan atau lucu-lucuan
Boneka mengabdi pada sang tuan
Siang dan malam
Boneka bisa dipeluk mesra
Boneka bisa dibuang kapan saja
Sebuah boneka
Tak punya agenda
Kecuali kemauan pemiliknya
Fadli Zon, 3 April 2014
Sajak Menuju Indonesia Raya
Indonesia tak akan hebat
Kalau pemimpin tidak amanat
Indonesia tak akan hebat
Kalau koruptor semakin kuat
Indonesia tak akan hebat
Karena kau jual Indosat
Indonesia tak akan hebat
Kalau dirawat kaum khianat
Indonesia tak akan hebat
Karena rakyat belum berdaulat
Indonesia akan bangkit
Kalau pemimpin tidak sakit
Indonesia akan makmur
Kalau koruptor segera dikubur
Indonesia akan jaya
Kalau rakyat berkuasa
Indonesia akan jadi macan Asia
Dengan gerakan Indonesia Raya
Fadli Zon, 1 April 2014
Sajak Air Mata Buaya
Kau bicara kejujuran sambil berdusta
Kau bicara kesederhanaan sambil shopping di Singapura
Kau bicara nasionalisme sambil jual aset negara
Kau bicara kedamaian sambil memupuk dendam
Kau bicara antikorupsi sambil menjarah setiap celah
Kau bicara persatuan sambil memecah belah
Kau bicara demokrasi ternyata untuk kepentingan pribadi
Kau bicara kemiskinan di tengah harta bergelimpangan
Kau bicara nasib rakyat sambil pura-pura menderita
Kau bicara pengkhianatan sambil berbuat yang sama
Kau bicara seolah dari hati sambil menitikkan air mata
Air mata buaya
Sajak Seekor Ikan