Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Jokowi Menjawab Keraguan Pihak yang Meragukannya Selama Ini

11 November 2014   03:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:08 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama ini ada pihak yang meragukan kemampuan Jokowi sebagai Presiden di kancah internasional. Mereka menganggap Presiden ke-7 ini masih ‘miskin’ pengalaman dalam politik global. Mungkin karena selama ini mereka melihat Jokowi hanya berkutat dalam politik di level lokal. Akan tetapi keraguan mereka terjawab sudah. Jokowi tampaknya tidak seperti yang diduga sebelumnya.

Gebrakan pertama mantan Walikota Solo ini dapat dilihat dalam forumKerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), di Beijing, Cina. Dalam pertemuan yang membicarakan masalah perdagangan dan usaha yang diikuti 21 negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang itu, Jokowi menjadi primadona yang dinantikan kehadirannya.

Sebagaimana diungkapkan Ernst Bower, direktur utamakantor konsultan usaha BowerGroupAsia, “Setiap pemimpin ingin menemuinya dan menilai bagaimana pandangannya tentang Indonesia serta perannya di kawasan dan dunia.”

Menurut Bower, kepopuleran Jokowi saat ini berbarengan dengan pamor Indonesia yang juga tengah naik daun. Bower menuturkan Indonesia sedang merasa sangat percaya diri untuk menegaskan posisinya dalam bisnis, industri kreaktif, dan mengambil kendali pada masa depan. "Saya harap Jokowi dapat menemukan kekuatannya di tema tersebut," ujar Bower.

Yang paling mengejutkan dari perjalanan Presiden Jokowi ke luar negeri untuk kali pertamanya ini, adalah pernyataannya yang tanpa tedeng alingaling di  Forum Indonesia-Cina Perdagangan, Investasi dan Ekonomi, bahwa produk Cina yang masuk ke Indonesia ini rendah kualitasnya.

“Masalah kualitas, saya harus ngomong apa adanya, harus diperbaiki,” kata Jokowi sambil menyebutkan bahwa kedua negara telah bekerja sama sedemikian lama. Dia menyatakan kesalahan ada di kedua pengusaha, baik di Cina maupun Indonesia.

Jokowi pun memberi contoh power plant (pembangkit listrik) produk Cina yang masuk ke Indonesia, kualitasnya kurang, kurang baik sehingga mudah rusak, dan ahirnya jadi barang rongsokan – tentu saja. Padahal ke depan Indonesia akan membutuhkan banyak pembangkit tenaga listrik tersebut.

Bahkan dengan lugas Jokowi pun menyentil  pengalamannya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta terkait masalah pemesanan bus Trans Jakarta. Ketika itu pihaknya menerima bus kiriman pengusaha Cina yang juga berkualitas rendah.

Di sini kita melihat sikap tegas dan lugas Presiden ‘ndeso’ ini. tanpa menggunakan bahasa bunga, kiasan, maupun sindirian halus lagi. Padahal dia bicara di forum yang diselenggarakan di Cina sendiri. Istilahnya face to face, dengan jantan dan gagah berani. Pertanda dirinya mampu bersikap bahwa Indonesia memang sebuah negara yang penuh berdaulat.

Demikian pula dengan kemampuan bahasa Inggris mantan Gubernur DKI ini yang dianggap buruk oleh pihak tertentu di Indonesia ini, dalam kenyataannya  Pidato Presiden Joko Widodo dalam forum chief executive officer (CEO) di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) mendapat pujian. Jokowi menjadi pembicara kunci dalam acara tersebut.

Presiden East-West Center, Charles E. Morisson, mengatakan bahasa Inggris Jokowi sangat bagus. "Jokowi berpidato sangat baik, bahasa Inggris sederhana, tanpa catatan, menggunakan pointer sendiri, dan fokus pada peluang investasi," ujar Charles melalui Twitter-nya pada Senin, 10 November 2014.

Padahal saat kampanye Pilpres lalu, banyak orang menilai kalau ngomong Inggrisnya Jokowi buruk dan belepotan. Sementara saat ini di forum internasional dia malah mendapat pujian dari orang yang saban harinya bicara bahasa tersebut.

Akan tetapi terlepas dari semua itu, semoga Jokowi tidak terlena oleh sanjungan dan pujian orang. Sudah selayaknya dirinya tetap bersikap waspada. Politik bebas aktif di kancah dunia, jangan lagi diartikan sebagai semua negara adalah sahabat Indonesia. Karena kita tahu sebelumnya, dengan sikap pendahulunya yang seperti itu, justru malah ada negara yang berani menginjak kedaulatan Indonesia. Misalnya sikap arogan seperti yang dilakukan Malaysia dan Australia.

Walhasil keberhasilan langkah pertama Jokowi di kancah internasional merupakan fakta yang tak terbantahkan lagi kiranya. Semoga juga disusul dengan langkah berikutnya yang lebih sukses dari sebelumnya. Paling tidak harkat dan martabat Indonesia sebagai negara berdaulat dapat terangkat.

Semoga. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun