Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hamil di Luar Nikah, Siapa Yang Salah?

3 April 2012   05:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:06 2310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

TAMPAKNYA  kehamilan di luar pernikahan, akibat hubungan yang kebablasan, sedang menjadi trend di jaman sekarang. Baru saja seorang klien datang kepada saya. Dia, seorang janda beranak tiga bercerita, selama tiga tahun menjalin hubungan asmara dengan seorang pria yang telah memiliki istri. Hubungan klien saya dengan pria itu sudah seperti sepasang suami-istri saja layaknya. Dan karena janji manis, juga rayuan 'gombal' sang kekasih, klien saya suatu saat menyerahkan 'kehormatannya' dengan sukarela. Bahkan setelah melakukan yang pertama, untuk selanjutnya keduanya sudah tidak perlu lagi bermanis-ria. Jika yang satu membutuhkannya, maka yang lain pun sudah siap melayaninya.

Tanpa terasa, janda (Sebut saja Sarah) itupun suatu ketika mengalami keterlambatan datang bulan (menstruasi). Dengan diantar pria pujaannya, keduanya memeriksakan diri pada seorang dokter kandungan. Setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana mestinya, dokterpun menjelaskan bahwa Sarah  positif  di rahimnya  sudah ada benih janin. Sarah pun panik dibuatnya. Tapi sang pria dengan tenangnya mengatakan akan bertanggung jawab dengan perbuatannya itu. Sebentar lagi istrinya yang selama 4 tahun bekerja jadi TKW di sebuah negara di Timur Tengah akan pulang, dan begitu datang akan segera diceraikan, kemudian Sarah akan dinikahinya.

Maka Sarah percaya dengan janji kekasih pujaan hatinya. Ternyata dia mau bertanggung jawab. Masalah kehamilan pun tidak lagi dipersoalkan. Malahan bila ada kesempatan keduanya masih sering melakukan hubungan suami-isteri.

Tatkala di suatu hari isteri pria pujaan Sarah pulang ke kampung halaman, Sarahpun menunggu suatu keputusan dengan harap-harap cemas. Tapi entah bagaimana, jangankan keputusan yang dijanjikan sang pria pujaan, ternyata pria itupun tak pernah lagi datang bertandang. Begitu juga SMS (Short Messsage Service) atau dering panggilan di hapenya seakan lenyap menghilang.  Dan ketika Sarah mencoba menghubunginya, selalu saja jawabannya sama: "Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif, atau berada di luar jangkauan... " Selalu begitu. Demikian juga saat Sarah mencoba mencari tahu kepada teman-teman. atau tetangga pria idamannya itu, semuanya pada geleng kepala, tak tahu kemana perginya.

Sementara kian hari perut Sarah terasa kian membesar saja. Sarah pun bingung bukan alang-kepalang. Sehingga tanpa pikir panjang, suatu saat Sarah mengambil sebuah keputusan. "Daripada harus menanggung malu berkepanjangan..." pikirnya ketika itu.

Dengan di antar seorang teman, Sarah menemui seorang 'dukun beranak' yang biasa melakukan aborsi (Menggugurkan kandungan) di sebuah kampung. Ketika itu bukan alang-kepalang sakit yang Sarah rasakan.  Dengan diurut-urut oleh sang dukun, lalu diberi minuman sejenis ramuan, seketika Sarahpun langsung mengalami pendarahan. Lima hari, hatanya, Sarah tergolek lemah di rumah sang dukun itu.

Di dalam kasus seperti ini, siapakah yang bersalah? Sarah atau pria itu? Atau keadaan ?

Sungguh. Saya sendiri bingung. apalagi ketika Sarah mengatakan kalau dirinya masih tetap mengharapkan kehadiran pria itu, sekalipun  sudah dikhianati,  suatu saat nanti pria itu akan datang lagi dan mempersembahkan cintanya hanya untuk Sarah seorang.

Dan saya pun hanya geleng-geleng kepala...

Asrama Nyantong, 2012/04/03

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun