[caption caption="Ilustrasi | Koleksi Pribadi"][/caption]Cinta Buta
Cinta telah membutakan mata Ningsih. Ia lupa dengan nasihat kedua orang tuanya, jangan dulu pacaran sebelum ijasah sekolah didapatkan. Ningsih malah nekat kabur dari rumah, dan berniat untuk kawin lari dengan pemuda yang dicintainya.
Pagi buta Ningsih dibonceng pacarnya di atas sepeda motor sport yang dipacu dengan kecepatan tinggi. Untuk meraih kebahagian yang diimpikan dua sejoli itu, tentu saja.
Bisa jadi karena terlena dengan bayangan kebahagiaan yang sudah di depan mata, pemuda itu tidak sadar ada tikungan tajam di depan. Dua sejoli itu pun terhempas ke dalam jurang. Pacar Ningsih tewas seketika. Sementara Ningsih sendiri masih hidup meskipun mengalami luka berat. Sekujur tubuhnya penuh luka bakar, dan matanya tak dapat melihat apa-apa lagi.
Menurut dokter yang merawatnya, Ningsih akan mengalami kebutaan selama-lamanya.***
Kisah Seorang Pengarang
Saban hari pengarang itu tak pernah berhenti menulis cerita. Sehingga ia lupa dengan hal lain di luar kegiatan menulisnya. Jangankan membaca, makan dan minum saja seolah telah hilang dari agenda dalam kepalanya.
Sampai pada suatu hari, tampak para tetangganya berkerumun di depan kamar kontrakan pengarang itu.Seseorang keluar dari dalam kamar dengan menutup hidungnya.
Pengarang itu ditemukan tetangganya telah mati dengan tubuh membusuk pagi itu. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H