Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cuitan SBY, Jangan-jangan Karena Gejala Post-power Syndrome Sedang Menyerangnya

19 Februari 2016   00:06 Diperbarui: 19 Februari 2016   00:08 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="mantan penguasa dan yang berkuasa "][/caption]

Ketua umum Partai Demokrat, juga mantan Presiden RI keenam, SBY, tampaknya tak kuasa lagi menahan emosinya manakala muncul pernyataan pihak penguasa yang dianggapnya telah "mengkambinghitamkan" kerja pemerintahannya selama 10 tahun. Melalui akun Twitter @SBYudhoyono, SBY mencuit bahwa berbagai masalah yang sekarang muncul dikatakan warisan atau akibat kesalahan pemerintahan SBY.

Meskipun tidak dikatakan secara eksplisit nama penguasa yang dimaksudnya, akan tetapi publik kadung menebaknya dengan mudah. Pihak penguasa saat ini adalah Presiden Jokowi bersama jajarannya, tentu saja.

Hanya saja publik bertanya-tanya, sejauh mana pula penguasa telah mengkambinghitamkannya.  Lalu jika tidak merasa, kenapa musti angkat bicara, bukankah SBY sendiri bilang, biarlah masyarakat yang menilainya ?

Akan tetapi melihat kondisi seperti ini, semua cuitan SBY itu tadi sepertinya memang tak layak untuk ditanggapi . Kita harus memaklumi. Mantan penguasa RI selama dua periode ini bisa jadi sedang kena post-power syndrome kalau menurut istilah psikologi.

Sekedar mengingatkan, post-power symdrome adalah suatu gejala yang terjadi dimana si penderita tenggelam dan hidup di dalam bayang-bayang kehebatan, keberhasilan masa lalunya sehingga cenderung sulit menerima keadaan yang terjadi sekarang.

Seperti yang terjadi pada kebanyakan orang pada usia mendekati pensiun. Selalu ingin mengungkapkan betapa begitu bangga akan masa lalunya yang dilaluinya dengan jerih payah yang luar biasa.

Adapun penyebabnya adalah:

          i.          Kehilangan harga diri; hilangnya jabatan menyebabkan hilangnya perasaan atas pengakuan diri.

        ii.          Kehilangan fungsi eksekutif; fungsi yang memberikan kebanggaan diri.

      iii.          Kehilangan perasaan sebagai orang yang memiliki arti dalam kelompok tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun