SKANDAL nikah sirri 4 hari Bupati Garut, Cep Aceng HM Fikri, belakangan sangat menghebohkan memang. Tidak hanya di tingkat nasional, dunia internasional pun ikut pula membicarakannya. Sehingga Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi menyarankan Aceng HM Fikri untuk mengundurkan diri dari jabatan Bupatinya. Bisa jadi Sang Menteri sudah merasa risih dengan begitu derasnya komentar dan kritikan yang sebagian besar telah menyudutkan orang nomor satu di Garut ini.
Persoalannya, akankah Aceng dengan legawa menuruti saran Menteri Dalam Negeri itu. Meletakkan jabatannya. Karena rasa-rasanya, sebagaimana telah biasa terjadi di negeri kita, seorang pejabat yang tersandung skandal seksual, atau bahkan yang ketahuan berbuat korupsi sekalipun, mereka malah berkelit membela diri. Seolah perbuatannya itu tidak melanggar moral, atau hukum. Dan tampaknya para pejabat itu tetap ingin mempertahankan kedudukannya., apa pun yang terjadi dan menerpanya.
Demikian juga halnya dengan petinggi yang tidak becus menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dan benar. Misalnya saja seorang Menteri Perhubungan. Apabila terjadi kecelakaan kereta api, pesawat terbang, atau tenggelamnya kapal laut, yang memakan banyak korban jiwa, mana ada Menteri Perhubungan yang dengan legawa mengundurkan diri? Paling-paling dia akan bilang: “Kecelakaan itu karena human errors saja.” Atau mencari-cari kambing hitam lainnya.
Bukan suatu yang aneh pula di Indonesia ini, seorang tersangka – bahkan terdakwa -- kasus korupsi masih bisa mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Apalagi kalau ‘sekedar’ pelanggaran etika dan moral. Mungkin hal itu mereka anggapsebagai sesuatu yang cetek saja adanya.
Sehingga janganlah pernah membanding-bandingkan pejabat Indonesia dengan di luar sana. Misalnya saja Menteri Pertahanan Inggris tempo dulu, Profumo yang terlibat skandal seks dan mata-mata dengan seorang perempuan bernama Christine Keller, baru mendapat desakan halus dari parlemen saja, dia ahirnya meletakkan jabatan Menteri Pertahannya.
Begitu juga dengan dengan kasus yang menimpa mantan pejabat CIA yang terjadi hampir berbarengan dengan Aceng HM Fikri ini, kabarnya mantan pejabat CIA itu buru-buru minta maaf kepada bangsa Amerika Serikat.
Apalagi kalau kita mendengar para pejabat di Jepang sana yang gagal melaksanakan tugas, kalau tidak mengundurkan diri, tak sedikit kabarnya ada juga yang melakukan harakiri. Daripada menanggung malu seumur hidup, lebih baik mati bunuh diri. Itu prinsip orang Jepang. Maka tidak disangsikan lagi tokh, negeri para samurai itu jadi salah satu ‘boss’ di dunia ini.
Andaikata skandal Bupati Aceng HM Fikri terjadi di Jepang, kemungkinan tidak hanya yang bersangkutan saja yang mengundurkan diri dari jabatannya. Bisa jadi Menteri Dalam Negerinya pun akan ikut pula lengse dari jabatannya. Karena merasa tidak mampu membina seorang bupati yang bejat moralnya.
Tapi ini di Indonesia, Bung! Para pejabat urat malunya sudah diputus duluan. Sehingga mereka (para petinggi) tidak lagi merasa malu untuk melakukan skandal. Tidak malu lagi untuk mencuri duit anggaran. Dan tidak malu lagi untuk mempertahankan kedudukan, sekalipun telunjuk rakyat menudingnya sebagai pejabat yang bersalah. ***
Gegerbeas, 11/12/2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H