Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yahya C. Staquf, Hari Natal, dan Pilar Kebangsaan

25 Desember 2021   17:05 Diperbarui: 25 Desember 2021   19:25 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muktamar Organisasi Keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 yang diselenggarakan di Provinsi Lampung telah berhasil memilih Ketua Umum Tanfidziyah masa khidmat 2021 - 2026.

Adalah mantan juru bicara Presiden RI ke-4, mendiang Gus Dur, yakni KH Yahya C. Staquf yang berhasil memperoleh suara terbanyak, dengan mengalahkan Prof. DR. KH Said Aqil Siradj, MA, dalam pemungutan suara yang digelar di Gedung Serba Guna Universitas Lampung, Jum'at (24/22/2021).

KH Yahya C. Staquf lahir pada tahun 16 Februari 1966 dan merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dari kota Rembang, Jawa Timur.

Selain dikenal sebagai jubir Presiden Abdurrahman Wahid, beliau juga pada 31 Mei 2018, Presiden Joko Widodo melantik Yahya sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), dan sampai sekarang kakak dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, itu juga sebagai pengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang.

Dengan terpilihnya KH Yahya C. Staquf sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PB NU masa khidmat 2021-2026, publik semakin yakin akan konsistensi organisasi keagamaan terbesar di negeri ini sebagai penjaga dan perawat Pilar Kebangsaan di garda terdepan.

Salah satu contoh peran serta PB NU dalam merawat Pilar Kebangsaan, adalah setiap perayaan hari raya Natal, sebagai hari kelahiran Yesus Kristus bagi umat Kristiani, senantiasa tidak pernah absen untuk mengamankan kegiatan kebaktian di gereja dari gangguan kelompok teroris yang beberapa waktu lalu sering melakukan teror bom.

Peran serta PB NU melalui onderbouw-nya Barisan Ansor Serba Guna (Banser) dalam mengamankan kegiatan kebaktian di gereja saat perayaan hari raya Natal, bahkan sampai menelan korban jiwa salah seorang anggotanya.

Kita tentu masih ingat dengan almarhum Riyanto, salah seorang anggota Banser yang meninggal saat menjaga keamanan gereja di Mojokerto, Jawa Timur, pada tahun 2000.

Almarhum Riyanto, anggota Banser yang tewas saat mengamankan Gereja (bbc.com)
Almarhum Riyanto, anggota Banser yang tewas saat mengamankan Gereja (bbc.com)
Ketika itu, Minggu (24 Desember 2000), tepat 21 tahun lalu, Riyanto yang sedang menjaga keamanan perayaan Natal di gereja Mojokerto, Jawa Timur, bersama rekan-rekannya sesama anggota Banser, mengetahui ada bungkusan berupa bom dan ia berteriak: "Tiaraaaap" sambil lari mendekap bungkusan tersebut menjauh dari gereja yang dihadiri ratusan jemaat yang sedang beribadah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun