Mengasuh cucu-cucu yang masih balita, merupakan suatu kesenangan dan sekaligus kerepotan tersendiri bagi kami. Kakek dan neneknya.Â
Senangnya karena di rumah tidak terasa sepi lagi. Karena kami belakangan ini tinggal hanya berdua saja. Setelah tiga anak kami masing-masing sudah berumah tangga, sementara dua orang lagi masih kuliah nun di Yogyakarta.
Sehingga dengan kehadiran bocah-bocah yang masih kecil, dan lucu-lucu, membuat rumah terasa berwarna kembali. Ada celoteh dan tingkah penuh keriangan, membuat kami berdua tergelak terbawa suasana.
Memang, sebagai pasangan manula, setelah istri pensiun dari pekerjaannya sebagai seorang guru, dan saya sendiri sudah beberapa tahun ini resign dari pekerjaan sebagai kuli tinta, praktis kami berdua lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja.
Untunglah dengan bertani berbagai tanaman di halaman, dan mengurus kolam ikan, terlebih lagi sampai sekarang ini saya masih tetap menulis, sehingga rasa sepi itu dapat terobati.
Hanya saja memang akan lebih terasa berbahagia lagi ketika anak-cucu berkumpul bersama.Â
Namun hal itu sudah jarang sekali terjadi. Dua anak kami yang sudah berkeluarga, masing-masing tinggal di kota yang berbeda dan jaraknya cukup jauh juga.Â
Untunglah anak yang ketiga berjodoh dengan pria dari kampung tetangga. Sehingga seminggu, atau paling lama sebulan sekali kami masih dapat saling bertemu.
Terlebih lagi kalau kebetulan ada suatu keperluan, tidak jarang mereka menitipkan anaknya kepada kami.Â
Sebagaimana pada hari itu. Kebetulan ibu dan ayahnya, anak dan menantu kami, akan menghadiri acara reuni bersama teman-teman semasa SMA-nya.Â