Setiap kali berbicara tentang Timnas Indonesia, selalu saja mengingatkan kepada sebuah judul lagu yang dipopulerkan mendiang penyanyi Diana Nasution. Benci tapi Rindu.
Betapa tidak, kalimat Benci tapi Rindu memang kiranya tepat sekali apabila menyimak prestasi Timnas Indonesia dari tempo doeloe sampai saat ini.
Bukannya ada peningkatan, dan semakin mampu berbicara banyak di kancah internasional, bahkan menjadi kampiun - sebagaimana tujuan utama dalam setiap ajang olahraga - tentunya.
Sebaliknya justru malah menyuguhkan kekecewaan demi kekecewaan, sekaligus rasa prihatin yang mendalam. Bagi insan pecinta sepak bola di Indonesia, tentu saja, yang merindukan kesebelasan nasional kebanggaannya mampu menjadi jawara. Â Misalnya saja dalam ajang perebutan piala AFF yang saat ini tengah berlangsung di Singapura.
Betul memang. Dalam laga pertama babak penyisihan grup B melawan Kamboja, Timnas Indonesia mampu merebut kemenangan dengan skor 4 - 2.
Tapi pencapaian keberhasilan itu pun masih tetap saja belum membuat pendukungnya bisa bernafas lega. Apa lagi menumbuhkan ekspektasi yang menjulang tinggi.
Hal ini tidak berbeda dengan yang dirasakan Shin Tae-yong, Â pelatih kepala Timnas Indonesia, yang menganggap permainan anak asuhnya belum mampu tampil maksimal.
Sebagaimana dikutip dari kompas.com, skuad Garuda memulai pertandingan dengan impresif. Pada babak pertama, pasukan Shin Tae-yong bahkan bisa mencetak trigol.
Tapi permainan timnas Indonesia memang tampak menurun pada babak kedua. Alhasil, Garuda hanya mampu menambah satu gol.
Seusai laga, Shin Tae-yong memberikan penilaian terhadap anak asuhnya. Dia mengakui bahwa performa Evan Dimas cs tak sebaik babak pertama.