Bayangkan. Bagaimana apabila sebuah negara telah dikuasai oleh para gangster, atau dengan sebutan lainnya: Preman. Hukum yang merupakan panglima tertinggi pun sudah tidak berlaku lagi. Benar dan salah, tergantung kepalan tangan dan moncong pistol yang siap mengoyak batok kepala.Â
Menurut kamus, preman adalah sebutan kepada orang jahat, seperti penodong, pencopet, dan pemalak. Sedangkan kata gangster artinya adalah kelompok orang yang suka berkelahi, suka membikin onar dan kerusuhan. Sehingga preman dan gangster adalah 11 - 12.
Dewasa ini para preman atawa gangster dalam melakukan kejahatannya lebih terorganisir, dan bisa merekrut anggotanya sampai jutaan orang. Sehingga sampai ada yang mengatakan, tidak ubahnya organisasi para gangster itu bagaikan sebuah negara di dalam negara.
Begitulah, mereka menebar teror. Siapa yang mencoba mengusiknya, jangan harap bisa melihat terbitnya matahari lagi. Lantaran malam-malam sudah diculik, dan dilenyapkan secara misterius. Bak ditelan bumi.
Tidak hanya berlaku kepada masyarakat sipil saja, teror yang mereka tebarkan bahkan penegak hukum yang coba-coba untuk membasminya, tanpa segan dan risih langsung dihabisi, tanpa peduli dengan akibatnya lagi.
Untuk melebarkan cengkeraman kekuasaannya, mereka pun tak segan-segan untuk bersekutu dengan pemerintahan yang resmi tapi korup.
Begitu juga agar mendapatkan simpati dari masyarakat kelas bawah, tanpa sungkan mereka pun tampil bak malaikat. Dengan membagi-bagikan sedekah dari hasil kejahatannya kepada mereka. Wong cilik, yang hidupnya  hanya berpikir sebatas bagaimana mendapatkan makanan penangsal perutnya yang tak henti berbunyi.
Bahkan dengan bekerja sama dengan pemerintahan yang resmi, para gangster itu membangun berbagai fasilitas umum berupa sarana pendidikan, sosial, dan kesehatan yang diperuntukkan bagi masyarakat golongan bawah tersebut.
Pendeknya di mata kaum papa, para preman, atawa gangster itu adalah dermawan, bahkan bak malaikat yang senantiasa membantunya dalam kesusahan dan penderitaan hidupnya.
Begitulah kenapa geng preman, atawa gangster yang menguasai kartel narkoba di sebuah negara di kawasan Amerika latin, tepatnya di Kolumbia, mampu menancapkan hegemoninya dalam beberapa dekade.