Saat nama-nama diserahkan, hingga kini tak ada satu pun yang mengisi jabatan. Saat menghadap Presiden Jokowi di Istana, Adian mengonfirmasi hal itu ke Presiden.
Itulah masalahnya.Â
Akan tetapi yang jadi pertanyaan, benarkah Presiden Jokowi telah memerintahkan Adian Napitupulu untuk menyeleksi calon-calon komisaris di perusahaan pelat merah yang berasal dari kader parpol koalisi?
Kalaupun memang yang diungkapkannya itu benar adanya, kenapa Adian harus mengatakannya di ruang publik, sehingga selain dianggap telah melanggar fatsoen politik, publik pun melihat Adian Napitupulu telah menikam Jokowi yang sebelumnya diklaim didukungnya sepenuh hati.Â
Atau jangan-jangan cuma akal-akalan Adian sendiri. Karena yang membuatnya "nyinyir" terhadap Erick Thohir sudah keburu ketahuan publik. Hanya karena orang-orang titipannya tidak diakomodir Erick Thohir, lalu nama Presiden Jokowi pun dicatutnya pula.Â
Oleh karena itulah, akhirnya dapat disimpulkan, bahwa watak politikus memang seperti itu kenyataannya. Selalu saja ada konflik kepentingan dalam setiap sikap dan tindakan, maupun ucapannya.
Tak terkecuali seorang Adian Napitupulu yang selalu mencitrakan diri sebagai sosok sederhana dan apa adanya. Harta dan tahta tetap saja ya jadi tujuan hidupnya.
Sehingga kalau selalu saja demikian kenyataannya, publik akan semakin bersikap underestimated terhadap para politikus yang lain di mulut lain pula hatinya.Â
Politikus gitu loh. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H