Dua nama Gubernur yang wilayah kekuasaannya bertetanggaan itu seringkali disebut-sebut sebagai kandidat yang memiliki kans yang cukup kuat dalam pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Ya, Gubernur DKI Jakarta, Anies R. Baswedan. Gubernur Jawa barat, Ridwan Kamil. Dua nama yang sudah tidak asing lagi bagi publik, lantaran seringkali diekspos media. Ditambah lagi keduanya pun begitu aktif  bersosmed-ria. Coba cek follower keduanya kalau tidak percaya.Â
Tapi jangan salah. Kalau di sosial media tidak hanya fans beratnya saja yang aktif berkomentar. Memberikan dukungan, maupun puja-puji dengan apa yang diposting Sang pujaan - tentu saja.Â
Dalam kenyataannya kaum 'haters'-nya pun tak kalah garang. Komentar berupa cemooh yang identik dengan nyinyiran yang sudah dianggap melewati adab dan tata-krama begitu banyak ditemukan.Â
Kalau menengok kembali terpilihnya Anies dan Kang Emil - sapaan akrab Gubernur Jawa barat, tentunya peran parpol pendukung keduanya memiliki andil cukup besar juga. Anies yang maju Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu bersama pasangannya Sandiaga Uno didukung oleh partai Gerindra dan PKS. Sementara Ridwan Kamil yang berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum dalam Pilgub Jabar, diusung partai Nasdem, PPP, PKB, dan Hanura.Â
Dalam Pilgub DKI Jakarta yang sampai harus dilaksanakan dua putaran itu, Anies-Sandi Uno harus bertarung melawan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat di putaran pertama.Â
Lantaran pasangan AHY-Sylviana tidak mampu meraih suara yang signifikan, maka selanjutnya Anies-Sandi kembali bertarung dengan BTP-Djarot di putaran kedua. Sampai ahirnya Anies-Sandi pun tampil sebagai pemenangnya dengan raihan suara sebesar 57,96 persen, dan rivalnya BTP-Djarot hanya meraih 42,04 persen suara saja.
Hanya saja, dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 itu ada catatan yang  tak akan pernah lekang dalam ingatan, bahkan bisa jadi dianggap sebagai catatan kelam dalam sejarah pesta demokrasi di negeri ini, khususnya dalam pemilihan umum kepala daerah.
Betapa tidak jargon menghalalkan segala cara demi meraih kuasa, begitu jelas tampak dengan kasat mata. Dan sampai menjadi perhatian dunia. Isu SARA - yang seharusnya pantang untuk digunakan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berpegang pada semboyan Bhineka tunggal Ika, ketika itu sudah tak mampu dipertahankan lagi.
Bahkan Basuki Tjahaja Purnama ketika itu tidak hanya harus menelan kekalahan dari Anies Baswedan, tetapi juga kudu meringkuk dalam sel penjara akibat dakwaan pencemaran agama yang sebelumnya digaungkan musuh-musuh politiknya.
Sementara dalam Pilgub Jabar 2018, pasangan RK-Uu, ketika itu harus bertarung menghadapi tiga pasangan kandidat yang menjadi rivalnya, yakni pasangan Tb Hasanudin-Anton Ch, Sudrajat-A Syaikhu, dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Hasi perolehan suara masing-masing adalah  32,88 prsen diraih RK-UU, sementara TB Hasanudin-Anton Ch 12,62 persen, Sudrajat-Syaikhu 28,74 persen, dan Deddy-Dedi 25,77 persen suara.