Utak-atik sesuatu di dalam politik, terlebih lagi bila dikaitkan dengan mistik, sepertinya cukup menggelitik, juga memang rada-rada menarik.Â
Seperti halnya saat membincang nama-nama Presiden Republik Indonesia ini. Antara presiden dengan yang memiliki nama yang berakhiran huruf 'O' bila dibandingkan dengan presiden yang tidak ada  huruf 'O' pada ahir namanya, berdasarkan utak-atik ada bedanya yang sangat jelas. Sehingga bisa jadi ada yang beranggapan bahwa mitos itu ada benarnya juga.
Sebagaimana yang sebelumnya pernah saya posting di Kompasiana pada 24 Mei 2012 lalu.Â
Bahwa huruf  ahir 'O' merupakan ciri khas bagi nama pria suku Jawa. Sebagaimana Proklamator dan Presiden pertama RI, Soekarno, lalu Soeharto, disusul kemudian oleh Soesilo Bambang Yudhoyono. Ketiga nama presiden yang kebetulan berasal dari suku Jawa itu cukup lama menjabat sebagai RI 1.Â
Sebagaimana Soekarno dari tahun 1945 -- 1966. Soeharto selama 32 tahun, dan SBY sudah menyelesaikan periode ke-2 yang kemudian diganti oleh Jokowi.
Sementara presiden RI yang lain, seperti BJ Habibie, Gus Dur, atau KH Abdurrahman Wahid, dan Megawati, satu periode pun tidak tuntas sama sekali. Sehingga seorang teman saya orang Sidoarjo sana, begitu bersikukuh kalau presiden pengganti SBY pun haruslah seorang suku Jawa dengan nama yang berahiran 'O'.Â
Lha, Presiden ke-7, yang menggantikan SBY sejak 2014-2019 pun nyatanya memang punya nama yang berahiran huruf 'O'. Joko Widodo. Bahkan Joko Widodo kembali terpilih untuk periode 2019-2024.Â
Hanya yang sungguh menariknya, dalam dua kali Pilpres, Joko Widodo head to head dengan rivalnya, Prabowo Subianto yang notabene sama-sama memiliki nama yang berahiran huru 'O' juga.Â
Malahan suatu ketika Prabowo Subianto sendiri pernah menyatakan, bahwa Presiden Indonesia ini haruslah yang memiliki nama dengan ahiran huruf 'O'.Â
Terlepas dari pernyataannya tersebut hanya sekedar berseloroh, namun memang benar adanya. Dua kali mantan Danjen Kopassus itu harus mengakui kekalahannya dari pesaingnya yang memang memiliki nama yang berahiran dengan huruf 'O' - tepatnya Joko Widodo.
Lantaran sesuai ketentuan, bahwa masa jabatan setiap Presiden dibatasi hanya cukup sampai dua periode saja, maka walhasil nama Joko Widodo sudah tidak akan muncul lagi dalam pemilihan presiden 2024 mendatang. Sehingga muncul pertanyaan, apakah pengganti mantan gubernur DKI Jakarta tersebut kelak juga akan muncul dengan sosok yang memiliki nama dengan huruf yang berahiran 'O'?