Belum lama ini viral sebuah video di media sosial, seorang berseragam TNI AD berpangkat kapten, menuntut Presiden Jokowi agar rela mundur dari jabatannya sebagai Presiden RI ke-7 lantaran dianggapnya tata kelola berbangsa dan bernegara di tengah pandemi corona sulit diterima oleh akal sehat.
"Namun bila tidak mundur, bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat," tutur yang bersangkutan di video itu.
Kamis (28/5/2020) kemarin, orang yang diduga melakukan ancaman akan adanya revolusi itu, dan kemudian diketahui bernama Ruslan Buton, diamankan oleh tim gabungan.
Diketahui kemudian, bahwa Ruslan Buton adalah Pecatan TNI Angkatan Darat, dan tugas terakhirnya  di Yonif RK 732/Banau dengan pangkat Kapten Infanteri.
Terungkap kemudian Ruslan ini Saat ia menjabat sebagai Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau, Ruslan terlibat dalam kasus pembunuhan La Gode pada 27 Oktober 2017.Â
Pengadilan Militer Ambon memutuskan hukuman penjara 1 tahun 10 bulan. Ia kemudian dipecat dari anggota TNI AD pada 6 Juni 2018 lalu.
Melihat rekam jejaknya yang pernah dipecat, dan dipenjara karena terlibat tindak pidana pembunuhan terhadap warga sipil, sepertinya Ruslan Buton ini termasuk manusia yang tidak pernah bercermin untuk sejenak memperhatikan dirinya sendiri.
Hanya pernah menjadi seorang serdadu yang didepak dengan tidak hormat, lagak dan lagunya sudah sok menasihati panglima tertinggi TNI, orang nomor satu di Republik ini. Dan main ancam mau melakukan revolusi lagi andai Presiden Jokowi tak menuruti seruan manusia yang tak tahu diri ini.
Netizen pun menganggap Ruslan Buton ini hanyalah manusia sinting yang sedang cari perhatian dengan cara yang sama sekali tidak terpuji. Bisa jadi juga dia ini merupakan seorang yang sudah frustasi, lantaran merasa  masa depannya sudah sedemikian gelap.
Betapa tidak, sudah dianggap  sebagai tentara pecatan, dipandang orang sekitar sebagai mantan narapidana lagi. Sehingga kalau meminjam istilah sepakbola, si Ruslan ini telah lengkap menerima kartu merah, dunia pun sudah terasa hanya selebar daun kelor laiknya.
Oleh karena itu, sanksi apalagi jika bukan harus diganjar hukuman yang setimpal, lantaran selain telah mengancam seorang Presiden, dan juga menyuruh agar mundur, Ruslan Buton ini sudah dengan sangat jela mempermalukan citra institusi TNI sebagai pembela dan penjaga kehormatan negara. Termasuk juga panglima tertinggi nya, tentu saja.