Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kue Kering? Oh, No!

15 Mei 2020   19:32 Diperbarui: 15 Mei 2020   19:56 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka kue kering (dokpri)

Hari Raya Iedul Fitri tinggal sebentar lagi. Istri dan kedua anak gadis kami tampakny semakin sering berada di dapur belakangan ini, daripada nongkrong di depan layar televisi sebagaimana kebiasaan sebelumnya.

Bukan suatu hal yang aneh memang. Setiap mendekati hari raya Lebaran, kaum perempuan lebih banyak menenggelamkan dirinya dalam kesibukan mempersiapkan berbagai olahan makanan khas buat menyambut hari yang banyak dinantikan seluruh umat Islam.

Berbagai bahan olahan, mulai dari tepung terigu, gula pasir dan gula merah, telur ayam, minyak goreng kualitas terbaik, dan segala pernak-perniknya, sudah menumpuk di sudut dapur.

Tak ketinģgalan juga beberapa kilogram singkong, pisang yang masih mentah beberapa tandan, sudah diambil dari halaman. Kalau yang ini untuk dibuat keripik, yang mungkin saja merupakan olahan khas kampung, tapi sangat disukai orang kota.

Sementara penganan khas yang lain,seperti opak dan rengginang yang berbahan beras ketan, sejak jauh hari, biasanya masih di bulan Sya'ban sudah selesai dibuat. Lantaran selain padi ketannya harus digiling terlebih dahulu untuk dijadikan beras, cara mengolahnya pun membutuhkan tenaga banyak. Paling tidak harus dibantu beberapa tetangga sekitar. Dan bila sudah mendekati hari raya, rengginang digoreng, dan opak dipanggang di atas bara api.

Tapi sepertinya yang diprioritaskan adalah membuat berbagai macam kue kering. Mungkin karena pembuatannya cukup mengasyikkan juga bagi mereka (Istri dan anak gadis kami). Sekalian membunuh rasa suntuk dan rasa bosan yang tak menentu. Terlebih lagi di saat #dirumahsaja seperti sekarang ini.

Hanya saja, terus terang  kalau sudah melihat kesibukan membuat aneka kue kering,  bagi saya sendiri kurang menarik minat. Apa boleh buat, sejak lama saya tidak suka makan makanan yang manis-manis, termasuk  kue kering yang memang pada umumnya rasanya manis. Tapi untuk memanjakan keluarga, dan sanak saudara, maupun tetamu - kalau masih ada yang akan berkunjung, tentu saja. Nanti pada saatnya hari raya.

Terus terang, sejak dikatakan dokter bahwa saya mengidap gejala dibetes, makanan-makanan yang manis harus dihindari. Padahal sebelumnya saya saya suka sekali dengan nastar, kastengel, dan sebagainya. Tapi setelah dinyatakan sehat pun anehnya saya masih saja tetap menghindarinya. Hingga sekarang ini.

Makanya kalau ada yang menawarinya, maaf saja, saya akan menampiknya. Sambil bergurau, akan saya katakan: Oh, no!

Kecuali mungkin kalau yang bercitarasa asin, bolehlah. Walau sedikit juga. Sudah pasti akan saya cicipi.

Oleh karena itu bila istri dan anak gadis kami sibuk di dapur untuk membuat kue kering, seperti sekarang ini, saya sendiri malah mempersiapkan kacang tanah untuk digoreng. Sementara yang menggorengnya oleh istri saja nanti kalau sudah selesai membuat kue kering.

Kemudian kalau tiba pada H-3, biasanya para kaum pria di kampung kami sibuk membuat pembungkus ketupat yang terbuat dari janur. Tepatnya daun kelapa yang masih pucuk, dan berwarna kekuning-kuningan, sebagaimana biasa disebut janur kuning juga. Kegiatan serupa ini bagi kaum pria di kampung merupakan sesuatu yang mengasyikkan juga memang.

Tapi bagi saya sendiri untuk mengambil pucuk daun kelapa masih harus meminta bantuan orang lain juga. Sebab jangankan untuk naik ke atas pohon yang tingginya 12 meteran, untuk naik di pohon jambu saja sudah tak bisa lagi. Barangkali karena faktor usia juga penyebabnya.

Beitulah. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun