Belut merupakan jenis ikan mirip ular, tapi tidak bersisik, dan kulitnya cukup licin.Â
Mungkin karena itu pula muncul peribahasa Licin bagaikan belut, dan diterapkan terhadap orang yang cerdi banyak akalnya, tapi juga licik. Seperti misalnya seorang penjahat yang sulit ditangkap oleh polisi.Â
Terlepas dari peribahasa tersebut, orang Sunda bilang ikan belut termasuk ikan yang plm (enak dan gurih) rasanya. Â Mau digoreng atawa dipepes cara memasaknya tetap memiliki rasa yang spesifik bila dibandingkan dengan ikan lain.
Hanya saja sampai sekarang belum banyak petani ikan yang memelihara belut secara khusus. Padahal kalau dibandingkan dengan beternak ikan yang lain, pemeliharaannya termasuk mudah dan tidak membutuhkan persediaan air yang banyak. Lantaran habitatnya cenderung di dalam tanah berlumpur, asal cukup tersedia pakan, seperti cacing misalnya.
Namun meskipun tidak dipelihara dan diternak secara khusus, kenyataannya di kolam ikan yang ada di halaman rumah saya ternyata banyak juga belut yang hidup di dalam lubang di setiap penjuru pematangnya.Â
Sementara untuk menangkapnya adalah dengan cara dipancing dengan menggunakan mata kail yang di kampung kami biasa disebut urk. Sedangkan umpannya biasa menggunakan cacing, atau katak yang masih kecil, tapi bukan yang masih berbentuk kecebong lho.
Di bulan Ramadhan, kegiatan ngurk , atau mancing belut, biasanya marak dilakukan anak-anak dan juga orang dewasa. Dan di kampung kami, kegiatan yang satu ini termasuk acara ngabuburit yang cukup mengasyikkan juga. Bagi para pelakunya, tentu saja.
Karena itu pula, lantaran di kolam yang ada di halaman rumah termasuk kolam yang banyak belutnya, maka hampir saban sore banyak sengaja ngurk di sana. Saya sendiri suka ikut menyaksikan dan mengijinkannya.
Selain itu, kebetulan di antara yang ngurk itu hanya sekedar hobi dan hasilnya tidak dikonsumsi sendiri, bahkan dijual kepada yang membutuhkan, hal itu pun tidak pernah saya sia-siakan untuk membelinya.
Meskipun diambil dari kolam milik saya, tapi lantaran bukan tidak sengaja dipelihara, apa boleh buat. Ya, hitung-hitung upah mancingnya saja. Dan sedikit berbagi kalau kebetulan ada uang lebih. Tapi yang paling utama, lantaran saya memang sangat suka dengan belut, tentunya.
Kalau kebetulan ukuran belutnya cukup besar, biasanya saya minta pada istri untuk dipepes cara madaknya. Tapi kalau kecil, kecil seukuran belut sawah, cukup digoreng saja. Nyam nyam...