Kegiatan munggahan serupa itu dilaksanankan sejak satu minggu hingga H-2, sebelum jelang hari pertama ibadah puasa.Â
Nah, jika menjelang H-1, maka akan ramai-ramai melakukan kuramas, yaitu mandi dengan memersihkan sekujur tubuh, dari kepala hingga telapak kaki, dengan niat bersuci lantaran akan menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Bisa jadi sekarang ini kegiatan yang satu ini memang tidak ada seorang pun yang akan melaksanakannya. Selain karena mengikuti anjuran pemerintah untuk melaksanakan #dirumahaja, dan harus tetap melakukan physical distancing, alias menghindari keramaian orang banyak.
Juga makanan yang biasa disediakan pun tak mungkin lagi dapat dibeli, sekalipun biasanya patungan juga. Toh dalam situasi serba sulit ini sudah saatnya untuk pandai-pandai berhemat. Â
Apa boleh buat. Mungkin munggahan sekarang ini hanya dapat dilaksanakan di rumah masing-masing saja. Bersama istri dan anak-anak saja. Itu pun dengan makan seadanya saja.Â
Walaupun begitu, sepertinya tidak perlu untuk disesali lagi. Apalagi ditangisi. Melaksanakan tradisi munggahan #dirumahaja, sebaiknya diambil hikmahnya saja. Paling tidak dalam situasi yang penuh keprihatinan ini, kita masih bisa berkumpul dengan anak dan istri tercinta. Â
Seorang suami, seorang ayah yang memimpin do'a, dan sekaligus menjadi imamnya - tentu saja.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H