Mendengar penuturan ibu lima anak itu saya sesaat jadi tertegun dibuatnya.  Sementara ingatan saya terseret pada kasus pembunuhan siswi SMP di Tasikmalaya yang bernama Delis Sulistina (13). Konon Delis tewas dibunuh ayah kandungnya sendiri yang merasa kesal karena dimintai uang untuk biaya study tour oleh putrrinya itu.
Karena kasus itu juga Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, melarang kegiatan study tour di sekolah. Wali Kota sudah sering mendengar, kegiatan tersebut banyak dikeluhkan sebagai beban berat pihak orang tua dan wali murid. Selain itu Budi pun menduga, kegiatan study tour menjadi ajang bisnis sekolah.
Benarkah dugaan Wali Kota Tasikmalaya itu, piknik atawa study tour cenderung sebagai ajang bisnis sekolah belaka?
Sungguh. Kalau memang benar, saya menjadi iba kepada keluarga Nyi Apong. Kehidupannya yang pas-pasan dengan beban lima orang anak, sementara penghasilan suaminya sendiri sebagai sopir angkot yang tidak bisa dipastikan, cukup berat juga memang. Ditambah lagi dengan utang sebesar Rp 450 ribu yang harus dibayar segera.Â
Tapi karena uang yang tidak jadi digunakan anaknya untuk study tour itu tidak dikembalikan oleh pihak sekolah, beban Nyi Apong pun semakin berat juga.Â
"Pak, bisa meminjami saya untuk membayar utang itu?" harapnya.
Saya pun menjadi semakin iba saja. Masalah ini kalau tidak bisa diselesaikan oleh pihak sekolah, barangkali tak ada salahnya kalau dilaporkan kepada Dinas Pendidikan juga. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H