Apa boleh buat. Jalinan komunikasi, bahkan kemesraan yang biasanya dieksplor saban hari, dengan pasangan hidup yang kita cintai - tentu saja, ada saatnya harus dihindari.Â
Bukan, bukan karena sudah tak ada rasa cinta kasih pada  suami dan isteri. Bukan. Sama sekali bukan karena adanya perselisihan yang disebabkan adanya perselingkuhan misalnya, atawa dilantarankan soal anak-anak, atawa juga karena masalah ekonomi yang memang banyak  jadi penyebab perceraian belakangan ini. Â
Lalu karena apa sih? Penasaran ya?
Tapi sebelumnya ada pertanyaan yang berupa pilihan. Kira-kira bila Anda sedang berduaan dengan pasangan kita dalam suasana penuh dengan gairah cinta kasih yang sedemikian mesranya, tiba-tiba tetangga yang rumahnya di dekat Anda mengalami musibah kebakaran, lantaran kompornya meledak misalnya, apakah yang akan Anda lakukan. Segera bergegas memberikan bantuan pertolongan kepada kepada tetangga yang terkena musibah, atawa akan tetap melanjutkan kemesraan dengan pasangan kita?
Dalam kasus seperti itu, saya rasa pada umumnya orang akan lebih memilih untuk segera memberikan bantuan terhadap orang lain, dan mengorbankan urusan dirinya. Termasuk saat dalam gairah cinta yang sudah mencapai puncaknya sekalipun. Sebab di dalam permasalahan musibah yang dialami tetangganya itu mengandung masalah lain yang menyertainya.
Bisa jadi urusan keselamatan jiwa adalah yang pertama terlintas di kepala. Bukankah nyawa manusia tak ada yang menjualnya, baik di warung, di toko,  maupun di supermall di seluruh penjuru dunia ini. Nyawa Anda sendiri,  bersama pasangan  tentunya. Lalu nyawa seluruh keluarga tetangga yang terkena musibah kebakaran pun agar terhindar dari kematian, maka dengan segera bergegas untuk memberikan pertolongan. Siapa tahu nasib baik, dan kuasa Tuhan masih memberi kesempatan untuk hidup lebbih lama lagi.
Begitu kira-kira  prolog-nya.Â
Demikian juga kira-kira dengan yang saat ini menjadi pembicaraan di negeri ini. Wabah virus corona yang berasal dari Republik Rakyat Cina, ternyata sudah mulai muncul di Indonesia.Â
Andaikan saja (mudah-mudahan tidak) salah satu di antara sepasang suami-isteri mendapat serangan virus yang konon mematikan itu, kira-kira apa yang dilakukan? Kemungkinan besar akan dijauhi bukan?Â
Hayo berterus terang saja. Bohong kalau Anda akan tetap menjalin komunikasi, apalagi kemesraan dengan pasangan kita yang sudah dihinggapi virus yang salah satu penyebab penularannya lantaran adanya kontak fisik. Â Pastinya kalau tidak mau tertular, akan menjauhi pasangannya. Paling tidak dengan menghindari kontak fisik secara sembarangan.Â
Kecuali barangkali kalau mata dan hati sudah dibutakan oleh cinta, sebagaimana dalam sinetron, itu lain lagi perkaranya. Biarlah virus corona itu menyerang kita berdua. Karena janji sehidup dan semati haruslah dipenuhi.