Oleh karena itu momen pertemuan SBY dengan Jokowi semoga mampu menghapus stigma buruk. Dan SBY mampu membuktikan dirinya sebagai salah seorang negarawan.
Akan tetapi, patut dicatat. Kedatangan SBY ke Istana bukan karena diundang Jokowi, melainkan atas permintaan pihak SBY sendiri yang disampaikan Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan kepada Mensesneg, Pratikno. Dan pertemuan itu pun mendapat tanggapan positif, dengan membuat agenda pertemuan pada hari Kamis (9/3), yang bisa jadi  dianggap sebagai pertemuan bersejarah setelah keduanya selama ini dianggap berseberangan.
Lalu apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan yang tanpa diselingi makan siang, dan hanya disuguhi teh manis yang disajikan di cangkir putih itu?
Bisa jadi SBY, sebagaimana yang pernah diungkapkannya pada 1 Februari 2017 lalu, dirinya ingin bertemu Jokowi adalah untuk mengklarifikasi segala hal yang berkaitan dengan dirinya.
Sebagaimana diungkapkannya, Â ia dituduh menggerakkan dan mendanai aksi damai pada 4 Nopember 2016, tudingan terkait upaya makar, dan sejumlah tuduhan lainnya.
SBY akan cuci tangan di depan Jokowi, bahwa ia sama sekali bukan aktor di balik semua peristiwa yang pernah menghebohkan negeri ini beberapa waktu lalu.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan pula, pertemuan itu bisa jadi merupakan suatu sinyal, ke arah mana Partai Demokrat yang dipimpinnya akan mengalihkan dukungannya pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Â pasca pasangan AHY-Silvy tumbang di putaran pertama.
Wallahu ‘alam. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H