Dengan tegas dan lugas, dikatakannya ada calon yang maju pada Pilkada DKI Jakarta dengan cara yang licik. Dan tudingan itu kemungkinan besar akan menyulut timbulnya kegaduhan, atawa paling tidak gesekan atara satu kubu dengan  yang lain, sebagaimana yang telah terjadi selama ini, akan semakin  meruncing. Apalagi bagi para pendukung yang bersumbu pendek.
Memang, terlepas dari suatu kewajaran dalam suasana kampanye dalam sistem demokrasi, saling mengadu program, saling cela kelemahan, bahkan saling menjatuhkan mental satu sama lain, akan tetapi statemen yang dilontarkan seorang Prabowo, yang sudah diberi predikat sebagai negarawan berjiwa besar, terasa naif terdengar. Bahkan tidak menutup kemungkinan, predikat pendendam, dan bersumbu pendek akan kembali terulang ditudingkan.***