“Dan tidak pernah korup lagi,” potong Kang Eman.
“Anehnya lagi, koq beraninya pada perempuan lagi. Bukankah perempuan adalah makhluk yang lemah. Bagaimanapun sikap seperti itu tidak dapat di maafkan, dan sungguh sangat memalukan,” timpal pemilik warung yang sedari tadi tampak hanya sebagai pendengar saja.
“Kita saja, rakyat kecil yang bodoh, berada jauh dari keramaian kota lagi, masih menghormati perempuan. Bagaimanapun kita semua dilahirkan dari rahim seorang perempuan. Dan selama hidup kita selalu didampingi oleh seorang perempuan, yang melahirkan darah-daging generasi penerus kita, yang setia melayani segala kebutuhan kita...” ***
Sumber Foto: Di Sini
Serial Obrolan di Warung Kopi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H