Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Masalah Bola: Karena SBY Pun Tampaknya Enggan Turun Tangan

26 November 2012   09:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:39 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BORO-BORO  ngurus kisruh sepak bola, dituduh Mahfud MD tentang adanya mafia narkoba di istana pun tetap saja diam. Tidak bereaksi apa pun -- kecuali bawahannya yang seperti kebakaran jenggot. Memang betul. Ada pepatah, diam itu emas. Tapi kalau urusan negara, urusan rakyat, diam melulu, itu identik dengan... Tidak mampu adalah kata yang tepat tentunya.”

Sambil menyimpan gelas kopi yang baru saja diseruput, aku menatap muka Si Akang yang kelihatannya begitu lesu.

“Siapa yang tidak bisa ngurus masalah sepak bola itu, Kang?”

“Ya, siapa lagi kalau bukan SBY... Prsiden kita.”

“Padahal semua orang pun tahu. Sepak bola sudah menjadi milik rakyat Indonesia. Kalau sekali saja timnas berjaya di suatu ajang, wallaaah... kita semua merasa bangga. Segala kesulitan hidup seakan terlupakan untuk sesaat.

Makanya ketika semalam nonton laga timnas kita lawan Laos yang kedodoran, sakit hatiku ini. Apalagi dengar-dengar Menpora pun, katanya, hanya setengah hati mendukungnya. Diminta anggaran dua milyar saja, cuma memberi 800 juta...”

“Semua orang tokh sudah tahu, yang menjadi penyebab semakin anjloknya prestasi sepak bola Indonesia, adalah adanya dua fihak yang menguasainya. Padahal di dalam sebuah kapal pun tak mungkin ada dua nakhoda.  Bahkan di sebuah negara, kalau ada lagi negara di dalamnya, akan bagaimana jadinya? Yah, seperti sepak bola ini. Para pemain ahirnya jadi korban. Rakyat harus menelan kekecewaan.

Padahal, sepak bola bagi rakyat kecil seperti kita merupakan hiburan yang sulit dipisahkan dari kehidupan. Dengan menonton sepak bola, apalagi kalau tim yang kita dukung mengais kemenangan, lupa sudah segala permasalahan hidup ini.”

Aku hanya manggut-manggut saja. Karena sepertinya tidak diberi kesempatan lagi untuk buka mulut oleh temanku yang satu ini. Apalagi Si Akang ini sedang menumpahkan segala kekecewaan tampaknya. Gara-gara timnas ditahan imbang oleh Laos yang konon prestasinya jauh di bawah Indonesia.

“Kalau saja SBY seorang presiden yang tanggap, sudah tentu dia mau turun tangan menyelesaikan permasalahan sepak bola ini. Paling tidak agar rakyat jadi terhibur. Atau bisa juga untuk mengalihkan isu – seperti biasanya. Bukankah belakangan ini begitu banyak permasalahan yang membelitnya.

Mulai dari kasus bailout Century, kasus korupsi wisma atlet dan Hambalang, pemberian grasi terhadap ratu narkoba, dan banyak lagi...

Seandainya SBY suka menonton sepak bola seperti kita, dan ikut merasa bangga dengan prestasi anak bangsa dalam olah raga yang satu ini, sudah tentu akan segera turun tangan menyelesaikan permasalahan yang membelit induknya itu. Mendamaikan dua kubu yang bertikai. Lalu rakyat pun pasti akan ikut bahagia kalau permasalahan itu dapat diselesaikannya. Karena harapan untuk berprestasi pasti akan ada lagi. Dan tidak menutup kemungkinan pula permasalahan lain itu pun akan sedikit terlupakan. Karena rakyat akan terfokus perhatiannya pada sepak bola...”

“Hanya sayang, ya Kang. Seperti yang tadi Akang bilang:  SBY tampaknya enggan turun tangan...”

"Dan rakyat harus terus menelan kekecewaan..." timpalnya dengan ketus. ***

- Serial Obrolan di Warung Kopi

Gegerbeas, 26/11/2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun