Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasib Kaum Perempuan (Kartini Masa Kini yang Terlibat Kasus Korupsi)

27 April 2012   12:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:02 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

BULAN April, tepatnya tanggal 21 selalu diperingati sebagai Hari Lahirnya RA Kartini, pejuang emansipasi yang sekarang bergelar Pahlawan Nasional. Dan di bulan April 2012 ini beberapa ‘Kartini’, kalau boleh dikatakan demikian, untuk menyebut perempuan yang memiliki kedudukan sebagaimana yang diperjuangkan RA Kartini tempo doeloe, ternyata setelah berada di ‘puncak’ kedudukan yang sejajar dengan kaum lelaki, justru malah mencederai cita-cita luhur pendahulunya itu. Mereka telah tersangkut kasus korupsi, mengemplang uang rakyat demi kepentingan dirinya sendiri.

Mereka adalah Miranda Swaray Goeltom, mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang dijerat kasus suap cek pelawat; Lalu Nunun Nurbaeti, seorang pengusaha yang juga istri mantan Wakapolri Adang Darajatun –  yang tersangkut kasus yang sama dengan Miranda; Disusul oleh mantan Puteri Indonesia,  Angelina Sondakh yang ditetapkan sebagai tersangka kasus suap Wisma Atlet Jakabaring, Palembang; Dan yang terakhir adalah anggota Badan anggaran DPR, Wa Ode Nurhayati, yang dituduh menerima suap Rp 6 milyar dari pengusaha berkaitan dengan program PPID (Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah).

Mengamati proses penetapan para perempuan tadi sebagai tersangka kasus korupsi oleh KPK, tampaknya memakan waktu yang cukup lama juga. Misalnya seorang  Wakil Sekjen Partai Demokrat, Angelina Sondakh, setelah ditetapkan sebagai tersangka dua bulan lalu, baru sekarang ini diperiksa dan langsung dijebloskan kre dalam tahanan. Malahan seorang Nunun Nurbaeti, sebelum ditangkap pernah melarikan diri ke luar negeri.

Maka tak pelak lagi kalau kaum perempuan ternyata bisa lebih lihai dan ganas dari kaum lelaki. Bahkan lebih rakus lagi. Terutama dengan masalah yang berkaitan dengan uang!

Mengapa bisa demikian?

Hal ini mungkin terkait dengan kodratnya kaum perempuan juga yang sering disebut orang sebagai perhiasan dunia. Adapun yang namanya perhiasan, adalah pelengkap untuk menarik perhatian. Coba saja perhatikan, berapa anggaran yang dibutuhkan seorang perempuan dalam upaya mempercantik dirinya dalam satu hari, mulai dari kepala hingga telapak kaki,  jika dibandingkan dengan seorang lelaki. Lumayan besar ‘kan?

Adapun lihainya perempuan dengan lelaki, bisa jadi karena kaum perempuan memiliki senjata ‘ampuh’ yang tidak dimiliki kaum lelaki. Sebagaimana tadi disebutkan, mengingat perempuan adalah perhiasan dunia, maka mata lelaki pun mudah silau oleh penampilan perempuan. Karena kerling matanya, karena lenggang-lenggok pinggulnya, maka lelaki pun ahirnya terjatuh dalam pelukan perempuan. Atau bisa pula misalnya seorang lelaki yang tidak mudah digoda dengan penampilan demikian, ternyata perempuan masih juga memiliki senjata ampuh yang lain, yaitu air mata. Hati siapa yang tidak akan luluh melihat derai air mata seorang perempuan yang menghiba?

Inilah masalahnya.

Karena itu, wahai kaumku, kaum lelaki, berhati-hatilah kalau berhadapan dengan mahluk yang bernama perempuan. Terutama kaum lelaki yang bertugas sebagai aparat penegak hukum. Kalian mesti bersikap tenang dan waspada. Jangan mudah tergoda oleh kerling mata, lenggang-lenggoknya pinggul, maupun derai air matanya. Kalau salah, jangan sekali-kali dibenarkan. Kalau benar, jangan sekali-kali disalahkan. Siapa tahu perempuan itu ada yang sekedar dijadikan korban – oleh kaum lelaki (?) ***

Cigupit, 2012/04/27

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun