PANTAS saja Jemmy Setiawan dipercaya Anas Urbaningrum jadi ketua Biro bidang Hukum dan HAM. Cerdik juga orang ini memang. Melalui seruannya untuk memboikot media massa, bisa jadi justru malah Partai Demokrat akan semakin terangkat citranya. Karena oleh media massa sendiri malah dijadikan topik pembahasan. Bahkan jadi headline juga. Setidaknya dengan seringnya Partai Demokrat didengar pemirsa, dan dibaca masyarakat banyak, terlepas dari baik buruknya citra, tetap saja nama partai SBY itu akan melekat dalam ingatan mereka (warga). Dan itu sudah mulai ada hasilnya. Selanjutnya tinggal kembali memolesnya, untuk recovery, perbaikan citra,” ungkap Si Akang tadi siang.
Lanjutnya kemudian, “Dalam urusan mebuat branding, PD memang tak ada duanya. Semua kadernya telah dipilih dengan keahlian masing-masing. Dan rata-rata mereka menjalankan fungsinya dengan baik. Sehingga Partai lain pasti kecele sama triknya SBY. Dengan melempar seorang Nazarudin ke penjara, ditambah sang ‘Primadona’ – Angelina Sondakh, maka partainya jadilah sebagai pusat perhatian. Coba lihat yang namanya Ruhut, Sutan, Pohan, Beni Kabur Harman, dan lainnya, tiap hari dipanggil stasiun teve untuk acara talk show, tiap hari dikejar-kejar wartawan untuk diwawancara, dengan begitu PD telah diuntungkan.”
“Ingat dengan upaya pertama SBY terangkat citranya? Ketika dia duduk sebagai menteri di jajaran kabinet Megawati, dengan munculnya ‘klik’ antara dia dengan Ibu Presiden, maka banyak masyarakat yang menaruh rasa simpati pada dirinya. Disusul kemudian saat mencalonkan diri sebagai Presiden dengan PD sebagai kendaraannya, melalu slogan “katakan tidak terhadap korupsi”, tokh akhirnya sukses juga dia menduduki kursi RI 1-nya. Dan sekarang, dengan trik ‘membalik tangan’ atau merubah keadaan, PD tetap jadi bahan pembicaraan. Yang tertipu justru media massa, dan mereka yang kontra, dan terus-terusan menghujatnya. Tanpa sadar malah SBY yang memetik keuntungan. Selanjutnya tidak menutup kemungkinan 2014 PD malah kembali akan berjaya.”
“Tapi persoalannya tidak semudah itu untuk kembali mengangkat citranya yang demikian terpuruk,” timpal saya
“Bagi politikus tidak ada istilah yang sulit. Karena tindak korupsi tidak hanya ada di Partai Demokrat saja. Semua partai juga sepertinya banyak malingnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan jadi kartu PD di kemudian hari. “Tuh, partai lainpun begitu!”. Apalagi saat ini PD yang pegang kendali, mereka pasti bisa mengaturnya. Bila sudah dekat waktunya, SBY mungkin akan membuat program baru untuk bagi-bagi duit kepada rakyat, seperti yang sudah-sudah, karena memang demikianlah kondisinya, rakyat kecil bila diberi uang pasti akan segera bersimpati.”
“Kalau mendapat bagian, Akang juga akan kembali bersimpati?” tanya saya dengan sedikit menyelidik.
“Lho kalau saya kamu juga sudah tahu ‘kan, dari dulu tidak pernah memilih partai manapun. Kamu sendiri yang bilang kalau saya ini Golput. Karena memang tidak mau menggunakan hak saya pada yang satu ini. Dari sekian banyak partai, tak satupun yang membuat saya jatuh hati…”
Saya jadi geleng-geleng kepala dibuatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H