Seorang pemimpin redaksi koran lokal, berinisial Jon, usianya sekitar 50-an, belum lama ini telah memperdaya,dan merenggut kehormatan seorang gadis, sebut saja Mil (16), warga kampung Margaluyu RT 005 RW 003, Desa Sukamaju, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat .
Akibatnya Mil pun hamil, dan setelah itu Jon tidak pernah muncul lagi ke rumah orang tua Mil. Sampai usia kandungannya hampir sembilan bulan. Baru setelah keadaan gadis ABG lugu itu diketahui para tetangga, maka kemudian melaporkannya pada Ketua RT 005 dan Punduh (Kepala Kampung) Margaluyu.
Ketua RT dan Punduh segera turun tangan. Mereka mendatangi Jon di rumahnya, di Kampung Panugaran, Desa Sukapada, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Untuk dimintai tanggung jawab atas perbuatannya, tentu saja. Mil dan Jon pun dinikahkan, walaupun hanya kawin siri juga.
Mungkin untuk menghindari rasa malu, Jon membawa Mil berpindah-pindah tempat. Pertama dititipkan pada kenalannya, di Kampung Cihampang, Desa Pasirhuni, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya. Dan dari teman Jon Mil pun jadi tahu, bahwa Sang Pemred yang saat itu telah jadi suaminya adalah seorang buaya darat. Malahan istrinya pun sering gonta-ganti. Sementara sekarang Mil menjadi istri keempatnya.
Mendengar cerita itu Mil pun menjadi gundah dibuatnya. Saat menanyakan kesahihan kabar itu kepada Jon, Mil malah buru-buru dibawa pindah oleh Jon ke daerah Rajapolah, masih di Kabupaten Tasikmalaya. Dan di Rajapolah Mil melahirkan seorang bayi laki-laki. Tapi entah bagaimana, bayinya itu kemudian diambil oleh seorang tetangganya di sana. Sementara Mil sendiri diantarkan kembali ke rumah orang tuanya oleh Jon. Dan tak lama kemudian Mil ‘diceraikan’ Jon hanya dengan kata-kata belaka.
Seperti yang dituturkan Mil dan ibunya, Sang Pemred ini hanya ngomong, “Kiranya jodoh kita hanya sampai di sini. Kalau nanti kamu mau kawin lagi dengan lelaki lain, silahkan saja. Saya sudah tidak merasa memiliki kamu lagi mulai detik ini.”
Saat ditanya penulis ihwal Mil mengenal Jon, Mil dan ibunya menjelaskan,karena ayah tiri Mil berteman dengan wartawan yang juga pemimpin redaksi itu. Jon suka bertandang ke rumah mereka. Apalagi setelah ayah tiri Mil, dan suami dari Ny. Coh (52) dimodali Jon sebesar Rp 50 ribu untuk mencari barang-barang bekas, sebangsa handphone rusak, uang yang tidak laku lagi karena robek dan lecek, atau jam tangan yang juga sudah tidak berfungsi lagi, Jon pun semakin sering mengunjungi keluarga itu.
Bila Jon kebetulan ke rumah orang tuanya, kadangkala Mil suka menemaninya. Malahan Jon begitu baik kepada Mil. Saban pamitan hendak pulang, tak lupa jon memberi Mil uang jajan Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu.
Bisa jadi karena ‘kebaikannya’ itu, ditambah rayuan ‘maut’ Sang Pemred koran lokal ‘tempo’, tapi bukan Koran Tempo yang berlevel nasional itu lho. Maksudnya ‘tempo’ tersebut adalah tempo (kadang -kadang) terbit, tempo tidak. Misalnya bulan ini terbit, baru beberapa bulan kemudian bisa ‘nongol’ lagi. Begitu juga sirkulasinya sebatas yang dibawa wartawannya, dan diedarkan dari kantor yang satu ke kantor lainnya (sebagaimana investigasi penulis), maka Mil terbuai dibuatnya. Dan ‘mahkota’ keperawannya pun diserahkan kepada Pemred ‘buaya darat’ tersebut.
Saat ini ABG lugu yang hanya tamat SD ini, bersama keluarganya hanya mampu meratapi nasibnya yang malang itu. Sementara Jon tak lagi tampak batang hidungnya di depan mereka.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H