Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tampaknya Koalisi Prabowo Tak Bisa Mengelak Lagi

11 Oktober 2014   02:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:32 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Serapat-rapatnya menyembunyikan bangkai, suatu saat akan tercium juga. Begitu bunyi pepatah lama yang memiliki konteks dengan itikad kurang terpuji Prabowo cs, terhadap tatanan berkehidupan demokratis di negeri ini.

Berbungkus baju Koalisi Merah Putih yang identik dengan bendera pusaka, dan berorasi demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, di dalam kenyataannya paska-kekalahan dalam Pilpres 9 Juli lalu, dan disusul dengan ditolaknya gugatan terkait itu oleh MK, sepak-terjang koalisi Prabowo selanjutnya kian menjadi-jadi. Dan manuvernya terkesan ingin melunasi dendam. Bahkan sepertinya genderang aroma perang pun ditabuh berulang-ulang. Terlepas dari tudingan itu mereka kemudian berkelit menampik, dan dikatakan semata-mata hanya sebagai bentuk penyeimbang bagi pemerintahan mendatang.

Dengan menguasai mayoritas suara di parlemen, aksi mereka dimulai dengan menggoalkan UU MD3, disusul kemudian dengan UU Pilkada – terlepas dari selanjutnya diterbitkannya Perppu ihwal tersebut oleh Presiden SBY, tak lama setelah itu di dalam paket pemilihan pimpinan DPR dan MPR pun seluruhnya dikuasai oleh koalisi Prabowo.

Yang terahir dan seolah membuka kedok sendiri, adalah pernyataan Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo, sekaligus wakil ketua dewan pembina Partai Gerindra, saat diwawancarai oleh The Wall Street journal. Pernyataan yang bernada ancaman itu – terlepas setelah beredar luas di media lain, kemudian dibantah yang bersangkutan, malahan bantahan itupun terkesan menghina masyarakat Indonesia (dalam hal ini: Media) yang dianggap tidak becus menerjemahkan bahasa inggris, bahwa Koalisi  kakaknya tersebut siap untuk menggagalkan agenda pemerintahan Jokowi. Kemudian ditegaskannya bahwa koalisi pendukung Prabowo akan mengajukan kekuatan veto atas seratus posisi yang berada dalam kewenangan Presiden Jokowi, di antaranya kepala Kepolisian Republik Indonesia, Panglima Tentara Nasional Indonesia, para anggota Mahkamah Agung, dan Mahkamah Konstitusi.

Statemen adik kandung Prabowo tidak dapat dianggap main-main. Meskipun seorang Fadli Zon ikut membantahnya,  bahwa ucapan yang dilontarkan dari mulut Hashim itu bukan atas nama koalisi Prabowo, kita akan balik bertanya: Apa Hashim itu petinggi Partai Gerindra, dan saudara kandung Prabowo atawa bukan ?

Tudingan negara ini akan dijadikan arena balas dendam, tak akan dapat dibantah lagi oleh mereka. Selama ini rakyat sudah mengamati sepak-terjang mereka. Jadi jujurlah pada rakyat, dan kepada diri sendiri. Koalisi Prabowo  jangan lagi mengatasnamakan kepentingan rakyat. Melainkan kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.

Menyaksikan manuver dan sepak-terjang mereka yang berada di Koalisi Prabowo selama ini, maka kita dapat mengambil kesimpulan: Koalisi Prabowo bukanlah politisi yang elegan, pun bukanlah sosok-sosok negarawan. Dan mereka telah memberi contoh buruk bagi rakyat dalam berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun