Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

BBM Pun Jadi Biang Perceraian

19 November 2014   02:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:27 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Urusan rumah tangga, menurut saya merupakan urusan antara suami dan isteri. Terlebih lagi jika menyangkut masalah hubungan privasi keduanya, sedapat mungkin harus diselesaikan oleh kedua belah pihak. Tidak perlu melibatkan pihak ketiga. Apalagi bagi pasangan suami istri yang sudah lama hidup dalam ikatan, dengan usia yang masing-masing sudah matang – tentu saja. Namun karena mungkin sudah dari sananya jika  manusia itu tidak sempurna, maka di dalam kenyataannya bantuan  pihak lain acapkali masih dibutuhkan.

Sebagaimana yang menimpa salah seorang rekan kerja saya, sebelumnya saya sama sekali tidak menyangka jika dia masih butuh bantuan saya terkait permasalahan hubungan dengan isterinya yang baru-baru ini terjadi.

Begini kisahnya. .

Baru saja merapikan berkas-berkas yang selesai diperiksa, terdengar pintu di ketuk dari luar.

“Masuk,” kata saya. Paling Ida, Sekretaris Redaksi yang biasanya pada jam-jam seperti ini masuk ke ruangan saya, pikir saya. Tapi saat daun pintu terkuak, dan sebuah kepala muncul dari luar, ternyata Dedi, Redaktur Pelaksana di perusahaan koran kami.

“Gak lagi sibuk ?” tanyanya, tapi sambil masuk, dan langsung menghempaskan tubuhnya yang termasuk kelas berat ringan dalam olah raga tinju. Hanya saja karena tinggi badannya di bawah 170 sentimeteran, jadi tampak jelas seperti kingkong saja laiknya. Terlebih perutnya pun sudah lumayan membuncit.

“Baru saja tuntas, “ sahut saya sambil menghampiri kursi tamu. Ada keganjilan yang saya lihat dari penampilan Dedi kali ini.

Sungguh.Rekan yang satu ini meskipun pembawaannya kalem, dan tidak banyak bicara, tapi di usianya yang masuk kepala empat plus delapan, penampilannya yang bak anak muda masih tetap bertahan. Walaupun busana yang biasa melekat di tubuhnya, dengan atasan T Shirt yang dibungkus jaket kulit, lalu bawahannya  celana jins biru, tapi selalu kelihatan rapi dan sedikit menyisakan bekas setrikaan. Begitu pula sepatu boots cokelatnya  sehari-hari tetap tampak mengkilap karena rajin disemir. Akan tetapi hari ini Dedi terlihat lesu, pakaiannya pun seperti yang beberapa hari tidak bertemu mesin cuci. Kumal dan mengeluarkan bau yang kurang sedap.

“Kopi ?” tanya saya sambil meraih gelas yang ada di meja kerja.

“Nggak. Jatah di meja pun masih ada setengahnya,” sahutnya.

“Kamu ini koq lain dari biasanya hari ini...”

“Maksud, Akang ?”

“Iya penampilanmu. Apa istrimu di rumah lagi sibuk, sampai gak sempat mengurusi suami ?”

Dedi tidak segera menyahut. Dia malah tersenyum kecut. Tak lama kemudian, “Justru karena itulah aku datang ke ruangan Akang. Sudah tiga hari ini aku punya permasalahan dengan ibunya anak-anak di rumah,” katanya.

Tiga hari yang lalu, Dedi mengaku telah bertengkar dengan istrinya. Ada pun pasalnya tak lain karena dirinya kembali menemukan percakapan istrinya  dengan seorang pria di BB (Blackberry) istrinya dengan kata-kata yang begitu mesra.

Lalu pertama kali Dedi menemukan percakapan istrinya via BBM dengan pria tersebut, terjadi sebulan yang lalu. Ketika secara langsung ditanyakan pada yang bersangkutan, saat itu istrinya mengaku kalau pria tersebut bekas tetangga, dan teman sepermainannya sejak kecil. Hanya saja sekarang sudah tinggal di Jakarta, dan sama-sama sudah berumahtangga. Perihal kata-kata mesra, aku istrinya, karena antara dirinya dengan lelaki itu sejak dulu sudah biasa seperti itu ‘sok’ seperti orang pacaran. Padahal bo’ongan belaka. Dedipun saat itu percaya saja terhadap pengakuan istrinya.

Tapi kali ini Dedi sepertinya sudah tidak percaya lagi dengan pengakuan sang istri. Walaupun sekarang ini keduanya berjauhan, dan biasa bercanda mesra bak dua sejoli, dalam satu percakapan Dedi menemukan nada yang sepertinya begitu serius, malahan ada menyinggung dirinya pula. Dalam percakapan itu disebutnya Dedi sudah tua. Sebagaimana diakuinya, Dedi saat ini sudah berusia 48, sedangkan istrinya baru 35. Ada rentang agak panjang memang.

Emosi Dedi langsung naik. Sambil membanting BB istrinya, sumpah-serapahpun menyembur dari mulutnya. Ternyata istrinya pun malah melayani kemarahan Dedi ketika itu. Hingga ahirnya dari mulut Dedi keluar kata” Cerai sekalian! – hal yang menurut ajaran Islam bermakna talaq satu pun terjadi di antara keduanya.  Untungnya saja kedua anak gadis mereka sedang di sekolah. Sehingga permasalahan tersebut belum diketahui oleh orang lain.

“Baru sekarang diketahui sama Akang, dan saya sampai hari ini baru pisah ranjang saja. Belum pisah rumah. Saya jadi tidak tega dengan nasib anak-anak. Mana dua-duanya perempuan lagi, ” cetusnya kemudian.

“Lalu ?” tanya saya.

“Maksud saya mencurahkan semua ini sama Akang, saya butuh bantuan, barangkali akang sudi membantu saya,” katanya dengan nada mengiba.

“Kamu menemukan perselingkuhan – kalau benar itu selingkuh namanya, selain lewat BBM, apa pernah memergokinya secara langsung, maksudnya di dunia nyata ?” tanya saya

“Sampai hari ini belum sama sekali. Baru lewat BBM saja... “ sahutnya.

Sesaat saya terdiam. Sementara dalam hati riuh-rendah bermacam perkiraan. Tidak menutup kemungkinan hal itu sekedar intermezo antara istrinya dengan lelaki itu di dunia maya. Bukankah selama ini keduanya belum ‘kepergok’ oleh Dedi di dunia nyata ini ?  Apalagi  setelah pertengkaran yang sampai berujung mengeluarkan kata cerai itu, Dedi merasa menyesal sangat dalam. Begitu juga bila  memikirkan nasib kedua anak gadisnya yang berangkat dewasa. Bagaimana kalau suatu saat nanti punya ayah dan ibu tiri ?  ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun