Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Jangan Coba-coba Bermain Api

3 Januari 2015   05:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:55 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengangkatan Daniel Purba, salah seorang anggota Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas menjadi Vice President ISC (Integrated Supply Chain) Pertamina, telah mengundang kecaman dari berbagai kalangan. Di antaranya sampai ada yang menuding kalau klan Sumarno hendak menguasai bisinis migas di Indonesia.  Selain itu pengangkatan Daniel Purba tersebut konon tidak diketahui oleh Direktur Pertamina Dwi Sutjipto.

Bahkan terkait hal tersebut, Komisi VI DPR RI menyatakan akan menolak semua kebijakan yang telah diambil baik oleh Menteri BUMN Rini Soemarno mapun Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, tanpa melibatkan dewan sebagai mitranya.

Sebagaimana diketahui, ISC (Integrated Supply Chain) Pertamina adalah yang selama ini melakukan kontrol pengawasan terhadap Petral. Sehingga ISC Pertamina inilah yang secara de facto dan de jure menguasai Petral. Dan orang yang paling berkuasa di ISC ini adalah Ari Soemarno. Karena Ari Soemarno sendiri yang membentuk ISC pada 2008.

Nama Daniel Purba dan Ari Soemarno, oleh berbagai kalangan selalu dikait-kaitkan dengan gurita mafia migas. Kedua sosok itu pernah bersama-sama mengelola Petral memang.  Saat Ari memegang jabatan Dirut Petral, Daniel Purba ketika itu duduk di kursi Wakilnya kakak kandung Menteri BUMN, Rini M. Soemarno tersebut. Kemudian  Daniel Purba direkrut sebagai tim Reformasi Tata Kelola Migas di bawah komando ekonom Faisal Basri.

Saat Daniel Purba didaulat sebagai anggota tim RTKM pun, berbagai pihak banyak yang menuding kalau tim tersebut telah disusupi mafia migas. Namun tudingan itu dicounter anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM)lainnya, yaitu Fahmy Radhi yang menyatakan kalau perekrutan Daniel Purba merupakan sebuah strategi. Tujuannya, untuk mengefektifkan tim yang diketuai oleh Faisal Basri dalam tata kelola permigasan di Indonesia.  Karena pihaknya (RTKM) bekerja menganalisis itu butuh data dan informasi. Mengangkat orang dari Petral dan SKK Migas, merupakan strategi untuk memperoleh informasi yang lebih akurat.

Malahan Fahmi  membantah tudingan Daniel Purba sebagai bagian dari mafia migas. Lebih lanjut, dirinya mengklaim bila pemilihan Daniel untuk masuk ke dalam tim yang dibentuk di bawah Menteri ESDM, Sudirman Said sudah melalui sejumlah filter kriteria yang ditentukan oleh tim. Akan tetapi  ketika ditanya wartawan soal hubungan Daniel Purba dengan mantan Direktur Utama Pertamina, Ari Soemarno yang diduga mafia migas oleh publik selama ini, Fahmi pun berkilah dengan mengatakan timnya punya penilaian sendiri tentang Daniel Purba.

Sekarang ini tim Reformasi Tata Kelola Migas Kementerian ESDM merekomendasikan pengalihan peran tender impor minyak mentah dan BBM dari Pertamina Energy Trading Limited (Petral) ke ISC Pertamina. Selama ini, Petral melakukan impor BBM sebanyak 8--10 juta barel per bulan dan minyak mentah 10 juta barel/bulan untuk Pertamina. Sementara itu, Petral direkomendasikan tim tetap berkantor di Singapura dan diarahkan menjadi perusahaan "trading" kelas dunia serta memaksimalkan fungsi intelijen pasarnya. Dan Selasa (30/12/2014) lalu PT Pertamina (Persero) telah menunjuk salah satu anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Daniel Purba sebagai Vice President Integrated Supply Chain (ISC) menggantikan Tafkir Husni.

Apabila ditinjau ke belakang, tim RTKM, atau lebih dikenal dengan sebutan Tim anti-mafia migas, ‘gonggongan’-nya begitu gencar dan lantang. Berbagai dokumen terkait mafia migas di Petral sudah  berada dalam genggaman. Kemudian Faisal Basri pun menyatakan kalau Petral akan dibubarkan. Maka mendengar hal tersebut, publikpun menyambutnya dengan sukacita. Buat apa Pertamina punya anak usaha kalau hanya menguntungkan pihak mafia belaka.

Hanya saja dalam perjalanan selanjutnya, Faisal Basri berubah pikiran. Ternyata Petral tidak jadi dibubarkan, dan hanya ‘dilumpuhkan’. Yakni dikembalikan pada ‘habitat’ yang sebenarnya, alias supaya tidak ‘liar’ seperti yang terjadi selama ini. Bagaimanapun fungsi Petral adalah sebagai  penjual dan pembeli minyak maupun BBM. Tapi Petral dianggap sudah bermain di luar ketentuan, oleh tim anti-Mafia Migas ketahuan kalau Petral pun memproduksi BBM oplosan.

Maka bila dianalisa antara pengangkatan Daniel Purba dari anggota tim RTKM menjadi VP ISC dengan ‘teriakan’ Faisal Basri yang hendak membubarkan Petral namun kemudian berubah menjadi hanya ‘dilumpuhkan’,   tudingan kroni Soemarno yang hendak ‘menguasai’ bisnis migas pun bisa jadi semakin menguat menjadi suatu kenyataan.

Sehingga dalam kasus migas ini saja ideologi Trisakti kemerdekaan yang selama ini diusung, yakni berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian secara kebudayaan, tampaknya hanya sekedar wacana belaka. Jokowi-JK  pun dianggap sudah disandera.

Betapa tidak. Rini Soemarno yang sekarang menjabat Menteri BUMN adalah adik kandung Ari Soemarno. Sementara Daniel Purba adalah kroninya Ari Soemarno. Dan tiga sosok ini memiliki latar belakang yang sama, yaitu pebisnis terutama perusahaan multinasional  yang hanya bertanggung jawab kepada keuntungan dan uang. Sepertinya tidak terpikirkan nasib rakyat sama sekali.

Oleh karena itu Jokowi jangan sampai ikut terlena dengan besaran angka anggaran yang disodorkan, kalau pada ahirnya hanya akan merugikan dan menyengsarakan. Dalam hal ini perlu diingat kembali nasihat kakek dan nenek: Jangan main api, takut terbakar nanti... Kalau memang benar 'terbakar'. bagaimana nasib Trisakti kemerdekaan jadinya ? ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun