Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Maaf, Proton Malaysia Ingin Disebut Mobnas Indonesia Terlalu Naif Memang

11 Februari 2015   19:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:26 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobil produk negeri jiran Malaysia yang ingin dikategorikan sebagai produk mobil nasional (mobnas) Indonesia, hanya karena MoU yang ditandatangani antara Adiperkasa Citra Lestari, milik AM Hendropriyono dengan pihak Proton disaksikan oleh Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Kuala Lumpur. Kehadiran Jokowi diindikasikan sebagai dukungan pengembangan mobnas Indonesia oleh Proton.

Pemerintah telah membantah adanya kerja sama dengan Proton untuk mengembangkan industri mobil nasional di Indonesia. Namun, perusahaan otomotif dari Malaysia itu masih tetap menggunakan istilah "mobil nasional Indonesia" dalam pernyataan tertulis yang dibuat. Termasuk Hendropriyono sendiri, menurutnya penggunaan istilah mobil nasional dalam kerja sama ini tidak tepat. "Sebaiknya belajar dulu istilah akademik dengan benar," ujarnya.

Bagaimanapun baik pemerintah maupun pihak swasta sendiri yang ingin mengembangkan industri otomotif dengan menggandeng pihak luar, mesti berpikir dua kali apabila hendak mengaitkannya dengan industri mobil nasional Indonesia. Apalagi dengan perusahaan Malaysia yang diketahui ketika awal berdirinya pun mereka masih mengadopsi teknologi dari Jepang – dalam hal ini adalah perusahaan otomotif Mitsubishi.

Publik sepertinya tidak apriori dalam hal ini. Apabila dibandingkan antara Malaysia yang baru hanya beberapa tahun saja dengan perusahaan dari negeri yang memang sudah lama dikenal dengan kualitasnya produk otomotifnya baik Jepang, amerika Serikat, maupun Eropa, sepertinya akan lebih bagus jika menggandeng yang terahir itu untuk proyek mobil nasional katimbang Malaysia yang dianggap sama-sama masih dalam taraf belayar seperti Indonesia.Karena produk otomotif dari negara di kawasan Eropa, AS, dan Jepang selain sudah memiliki jam terbang yang lama, produknya pun sudah diakui dunia karena sudah teruji kualitasnya.

Apalagi jika ingat dengan sikap arogan Malaysia selama ini terhadap bangsa dan negara kita. Bagaimanapun publik menilai Malaysia bukanlah salah satu tetangga yang memiliki sikap duduk sama rendah, dan berdiri sama tinggi. Mulai dari budaya, hingga wilayah milik negara Indonesia selama ini sudah banyak yang dicaploknya. Begitu juga perlakukan terhadap para buruh migranyang seringkali sewenang-wenang,dengan demikian paling tidak tetangga yang satu ini sudah tidak lagi menghormati kedaulatan bangsa Indonesia ini.

Akan lebih baik lagi jika Indonesia mengembangkan kemampuan sendiri di dalam masalah proyek mobnas ini. selama ini sudah banyak diketahui kemampuan anak-anak negeri yang mumpuni di negeri ini, termasuk mereka yang masih duduk di bangku ESMK.Selain itu kekayaan mineral penunjang utama bahan industri tersebut melimpah ruah di dalam perut bumi kita. Tinggal pihak pemerintah sendiri sepertinya harus memiliki iktikad yang baik dan benar sesuai amanat konstitusi dalam mengembangkannya.

Jadi maap saja buat proton Malaysia yang ngotot ingin dikatakan kerjasamanya dengan perusahaan mantan kepala BIN itu disebut sebagai mobil nasional Indonesia. Bangsa ini pun begini-begini masih memiliki harga diri. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun