Tercatat dalam laporan Tim FPS Pemantau Pilkada tahun 2005dan hasil pantauan pilpres, pilgub dan pemilu legfislatifyang melibatkankurang dari 100 ribu masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai wajib pilih, bahwa masalah utang piutanglah yang tercepat dan terbanyakmenjadi penyebab pertengkaran. Dan 90% permasalahan utang piutang yang mencuat kepermukaan setelah pilkada 2005, terjadi antara warga yang berbeda dalam hal dukung mendukung calon. Dan kebanyakan yang berutang adalah warga yang dukungannya menang dalam pilkada Selayar 2005.Bukan saja utang piutang berbentuk dana atau uang, persoalan pinjam meminjam lahan atau tanah tempat membangun rumah pun kemudian mencuat, dimana sang pemilik lahan berada pada posisi kalah dalam dukung mendukung kandidat peserta pilkada. Persoalan utang piutang yang kerap juga di sebut pinjam meminjam, juga tercatat sebagai sebuah penyebab timbulnyapermasalahan pasca pemilihan legislative tahun kemarin. Hal ini juga terjadi karena peminjam atau pengutang kemudian berhasil meloloskan dukungannya ke parlemen, sementara yang memberi pinjaman kesal dan kecewakarena merasa telah dihianati oleh peminjam. Pasalnya pada saat meminjam dulu,peminjam mengaku sanggup membantu pemberi pinjaman member dukungan suara kepada pemberi pinjaman atau dukungannya. Belum lagi kemudian tersiar khabar bahwa seorang pejabat tim sukses kemudian membongkar sejumlah fasilitas umum yang merupakan bantuan dari pejabat tim sukses tersebut sebelum pemilihan umum, namun karena dukungannya kalah di desa tersebut maka dirinya mengaku kesal dan kecewa sehingga apa yang telah dibantukan kemudian dibongkar kembali, Pada saat pembongkaran berlangsung tentu saja akan menjadi buah bibir negative yang sangat gampang menjadi bahan provokasi oknum oknum yang menginginkan terjadi konflik antar warga.
Prediksi dan perkiraan FPS yang merupakan hasil evaluasi dan hasil pengumpulan informasi Tim pemantau Pemilukada Selayar 2010,tetap memasukkan masalah utang – piutang,pinjam- meminjam dan kegiatan pemberian bantuan sosial, sebagai item item yang dapat menjadi pemicu konflik antar warga, pasca pelaksanaan pencoblosan dalam pemilukada selayar 23 Juni 2010,jelasSigit Sugiman. Wakil ketua II, Forum Peduli Selayar. Selain itu, tentu saja banyak permasalahan lain, misalnya kecurangan oleh pelaksana, kecurangan oleh peserta, kecurangan wajib pilih serta keberpihakan pihak pengawas dan petugas keamanan yang ikut mengarahkan wajib pilih.
Potensi konflik antar warga serta potensi kericuhan pasca pemilukada selayar, sekiranya mendapat perhatian serius dari semua pihak, khususnya pihak keamanan sejak sekarang. Pasalnya kondisi dan situasi yang saat ini sementara berlangsung di tengah tengah warga selayar, mulai terpantau lain dari hari hari sebelumnya. Hal ini akan semakin terasa, saat perbincangan kemudian mengarah pada hal hal mengenai pemilukada selayar, terkhusus bila menanyakan siapa calon yang akan di pilih. Semua yang mendengar, hanya diam dan tidak mau menjawab.
Belum lagi akibat pilkada yang telah menimbulkan "ketegangan antar keluarga ". "Jika kondisi dan sistem seperti ini terus dibiarkan, dan tidak ada upaya untuk memulihkannya maka hal ini akan berdampak pada keutuhan daerah dan negara ini," jelas Sigit.Kami berharap dalam menghadapi pemilukada 23/6/2010 yang tersisa 10 hari lagi, situasi dan kondisikabupaten Selayar tetap kondusif agar aktifitas sosial kemasyarakatan dan pemerintah dapat berjalan dengan baik.( arsil Ihsan )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H