Mohon tunggu...
Arsila Noor Saputri Aulia
Arsila Noor Saputri Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - arsila noor saputri aulia

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bernafas Mematikan, Tidak bernafas Juga Mematikan, Kok Bisa?

3 Januari 2023   16:39 Diperbarui: 3 Januari 2023   16:52 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bernafas adalah kebutuhan. Manusia tidak akan lupa apakah mereka sudah bernafas atau belum. Bernafas dilakukan secara terus menerus tanpa henti. Apabila kita kekurangan oksigen dan tidak dapat bernafas, maka dapat menyebabkan kematian. Banyaknya perkembangan di dunia ini menimbulkan berbagai permasalahan di berbagai bidang kehidupan. Bernafas mematikan, tidak bernafas juga mematikan, kok bisa? Lalu apa yang harus dilakukan agar tetap dapat bertahan hidup? Yuk simak penjelasannya...

Akhir-akhir ini, polusi udara menjadi masalah yang serius. Polusi udara adalah udara kotor yang ada di sekitar kita dan dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit jika kita terus terpapar secara langsung. Sumber polusi udara bisa dari perkotaan dan industri yang berasal dari kemajuan teknologi dan banyaknya pabrik-pabrik industri, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor. Kemudian di pedesaan dan pertanian yaitu penggunaan zat pestisida pada tanaman yang dapat mengganggu keberlangsungan proses terbentuknya oksigen. Sumber alami juga menjadi sumber polusi udara seperti abu yang dikeluarkan akibat aktivitas gunung berapi, debu yang bertiupan akibat angin, dan bau pembusukan sampah.

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kota besar dengan tingkat polusi udara yang tinggi, misalnya Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan kota-kota lainnya. Lalu, apa hubungannya dengan bernafas yang dapat mematikan. Manusia bernafas membutuhkan oksigen untuk menjaga tubuh dengan baik. Polusi udara yang kini menjadi permasalahan utama sangat berpengaruh pada kesehatan manusia. 

Perlu diketahui, udara banyak mengandung jenis bahan pencemar di antaranya karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO), nitrogen oksida (NOx), ozon (O), dan logam berat. Bahan pencemar udara ini yang menyebabkan adanya polusi udara di lingkungan sekitar. Udara yang kotor ini dapat masuk ke saluran pernapasan dan merusak organ dalam tubuh seperti paru-paru, jantung, dan otak hingga menyebabkan munculnya berbagai macam bentuk penyakit yang dapat menyebabkan kematian yaitu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang mengancam kesehatan masyarakat seperti penyakit asma, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan lain sebagainya. Berdasarkan data WHO, PTM ini menyebabkan kematian sebanyak 41 juta jiwa tiap tahunnya, terutama pada usia 30 sampai 69 tahun, loh.. 

Tak hanya itu, pengaruh lain dari polusi udara pada kesehatan juga dapat melemahkan kekebalan tubuh karena mudah terkena infeksi, menghambat perkembangan anak, meningkatkan risiko bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) hingga menyebabkan kematian, dan mengganggu kesehatan kulit. Kita harus bisa melakukan perlindungan dan pencegahan dengan hidup sehat dan bersih, menggunakan masker saat keluar rumah, konsumsi makanan dan minuman yang bergizi,  menjaga kekebalan tubuh dengan baik, dan tidak merokok maupun vaping yang sekiranya dapat menimbulkan polusi udara. Jika kita tidak segera melakukan pencegahan dan perlindungan, maka pengaruh polusi udara dapat menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan saluran pernapasan yang jika dibiarkan secara terus menerus dapat menyebabkan kematian. Jadi, inilah yang dimaksud kita bernafas juga dapat mematikan.

Perlu kalian ketahui, kini banyak penemuan baru untuk menangani masalah polusi udara di Indonesia, seperti adanya aplikasi AQI (Air Quality Index) yang membantu memberikan informasi mengenai kualitas udara di sekitar tempat tinggal. Pada aplikasi AQI ini, terdapat rentang kualitas udara mulai dari 0 hingga 500. Batas rentang peringatan kondisi udara yang kurang baik mulai dari rentang angka 100. Semakin tinggi AQI, semakin buruk kualitas udara saat itu. Sehingga, kita sebagai masyarakat harus aktif dan tanggap akan permasalahan yang terjadi di sekitar kita, seperti polusi udara yang akhir-akhir ini dapat mematikan semua orang secara perlahan.

Bernafas mematikan, tidak bernafas juga mematikan, mana yang benar? Keduanya benar. Kita butuh udara untuk bernafas agar tidak mengalami kematian. Lalu bagaimana bernafas tidak menyebabkan kematian? Kesadaran. Kesadaran adalah sadar akan perbuatan yang dilakukan. Kesadaran masyarakat diperlukan mulai dari lingkungan sekitar. Kita harus menjaga kesehatan agar memiliki kehidupan yang sehat, sejahtera, dan memiliki ketahanan tubuh yang baik. Perubahan akan terus terjadi, banyak permasalahan yang tentunya akan muncul lebih dan lebih, misalnya polusi udara. Oleh sebab itu, kita juga harus memiliki perubahan yang baik yaitu dengan menjaga lingkungan sekitar, membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghijauan baik di daerah perkotaan seperti di pinggir jalan maupun di daerah pedesaan. Meskipun polusi udara akan jarang dibahas, masalah ini akan selalu menjadi momok di kehidupan nyata manusia. Polusi udara akan terus berpengaruh pada kondisi tubuh kita. Perlu adanya pencegahan dan pengendalian agar kita terhindar dari pengaruh yang dapat membahayakan tubuh manusia. Jaga kesehatanmu, jaga bumimu!

REFERENSI:

Abidin, J., Artauli Hasibuan, F., Kunci, K., Udara, P., & Gauss, D. (2019). Pengaruh dampak pencemaran udara terhadap kesehatan untuk menambah pemahaman masyarakat awam tentang bahaya dari polusi udara. Prosiding Seminar Nasional Fisika Universitas Riau IV (SNFUR-4), September, 1--7. https://snf.fmipa.unri.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/18.-OFMI-3002.pdf

CISDI. (2021).  Air Pollution CISDI Report. Laporan dan Analisa Pencemaran Udara di Indonesia. [diakses 26 Desember 2022]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun