Mohon tunggu...
Arsih Shl
Arsih Shl Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa dari Universitas Komputer Indonesia Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Little Me

3 November 2023   21:38 Diperbarui: 3 November 2023   21:43 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Harcy's childhood

Masa kecil adalah masa yang paling menyenangkan. Masa yang penuh warna yang di dalamnya memiliki banyak kenangan.

Banyak sekali hal yang teradi pada saat itu, pengalaman-pengalaman hidup yang terjadi pada saat itu menjadikan diriku yang sekarang. Ada banyak tahap dimana aku merasa menjadi seorang dewasa adalah cara hidup yang salah. Banyak momen yang membuatku merasa ingin kembali ke masa kecil. Tetapi, disamping itu ada rasa syukur karena aku bisa hebat melaui pengalaman-pengalaman yang sudah ku lalui.

Panggil saja aku Harcy. Aku terlahir sebagai anak sulung dalam keluarga ku, masa kecil ku aku tidak dekat dengan ke dua orang tuaku, mereka sangat sibuk dengan segala pekerjaanya sehingga mengharuskan aku dan adiku di asuh dengan nenek dan bibi serta pamanku. Tidak seperti anak sekolah dasar pada umumnya yang setiap pergi ke sekolah selau di antar dengan orang tuanya sedangkan aku hanyak bisa di antar dengan paman atau bibiku. Seringkali juga papah dan mamahku tidak ada waktu untuk mengambil raport sekolahku, dan lagi-lagi orang yang menggantikan peran itu ialah bibi atau pamanku.

Sebagai anak kecil aku tidak banyak menuntut tentang orang tuaku yang selau tidak punya waktu untuk anaknya. Karena aku sering di beri pengertian oleh orang-orang sekitarku bahwa apa yang orang tuaku laukan itu demi anak-anaknya juga. Hal yang perlu di syukuri pada saat itu ialah aku tidak pernah merasa kekurangan apapun di banding teman-temanku yang lain. Tidak banyak yang di ingat, tetapi seingat ku dulu aku memiliki teman dekat hanya dua orang saja, karena waktu yang aku punya di habiskan untuk pergi belajar ke less private.

Butuh waktu yang lama antara kedekatan ku dengan orang tuaku. Aku yang lebih memilih boarding school di jenjang SMP dan SMK ku. Namun aku sangat bersyukur karena di tahun ke tiga boarding schoolku aku mulai dekat dan terbuka dengan orang tuaku. Banyak sekali pengalaman yang menjadi sebuah pelajaran didalam kehidupan di masa itulah yang membuatku seperti sekarang. Jauh dari jangkauan orang tua dan mengerjakan pekerjaan seperti mencuci baju dan menstrika baju sendiri untuk anak usia 15 bukanlah sebuah hal yang gampang di kerjakan, apalagi aku harus memenuhi tanggung jawabku seperti hafalan quran, kitab dan hafalan materi di setiap harinya.

Awalnya aku merasa sangat kesulitan bahkan aku sering berfikir untuk menyerah saja namun, ini kemauan ku sendiri jadi tidak ada salahnya jika ku selesaikan perjalananku ini tanpa menyerah di tengah jalan. Percayalah sangat sulit jika di masa remaja jauh dari jangkauan orang tua sebab, tidak ada yang memperhatikan, mengontrol bahkan membimbing kita.

Di masa sekarang yang terbilang sudah dewasa aku sudah bisa menerima makanan apaun, tida seperti di masa kecilku. Tidak banyak bedanya antara masa boarding schoolku dengan masa kuliahku karena aku mengambil langkah yang sama yaitu hidup jauh dari jangkauan orang tuaku yang membedakan hanyalah aku harus lebih extra dalam mengontrol diriku baik dalam pergaulanku serta pola makanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun