How do you manage your mental health as student ?
Menjadi seorang pelajar bukan satu hal yang mudah seperti kelihatanya. Menjadi pelajar adalah sebuah pengalaman yang penuh tantangan, dimana kita memikul banyak tanggung jawab akademis, dan tekanan di lingkungan sosial. Di tengah tanggung jawab dan tekanan yang kita alami di setiap harinya, sadar atau tidaknya hal tersebut akan sangat berpengaruh pada suasana hati  yang ujungnya akan berpengaruh pada mental.
Kesehatan mental sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan dalam kehidupan. Memprioritaskan kesehatan mental dapat membantu kita untuk tetap fokus, dapat mengelola stres, dan menikmati proses belajar di kelas dengan enjoy. Sama halnya seperti menjaga kesehatan fisik, menjaga kesehatan mental juga harus menjadi prioritas utama. Mengabaikan kesehatan mental dapat menyebabkan banyak kerugian pada diri sendiri. Kita mudah kelelahan, penurunan motivasi dalam belajar, emosi yang tidak stabil, dan kesulitan berkonsentrasi. Maka dari itu kita sangat memerlukan menjaga kesehatan mental untuk menjaga keseimbangan yang sehat dalam semua aspek kehidupan. Dan yang paling penting dan perlu untuk di garis bawahi oleh seorang pelajar adalah "memprioritaskan kesehatan mental sangat penting untuk keberhasilan akademis".
Kesehatan mental bukan hanya sekedar perasaan bahagia ataupun sedih. Ini adalah tentang bagaimana cara kita untuk menjauhkan stres, sehingga kita dapat menangani hal apapun yang menimpa kita. Selain sebagai seorang pelajar,kita juga adalah seorang remaja, kita menghadapi banyak tantangan baik di dalam maupun di luar kelas. Menyeimbangkan kegiatan pembelajaran di kampus, hubungan sesama manusia, dan aktivitas sosial sekaligus menyelesaikan tugas yang dapat membebani siapa pun. Meskipun  membuat kita merasa kewalahan dan stres,  hal yang perlu di ingat adalah kuliah  memberi  peluang bagus untuk kita di masa depan. Menjaga kesehatan mental yang baik sebagai mahasiswa tidak selalu mudah. Semua tergantung dari individu itu sendiri, tentunya dengan cara penanganan yang berbeda-beda juga.
Pada pengalaman hidup yang saya alami ternyata menuju menjadi seorang yang dewasa begitu tidak menyenangkan. Dimana sangat berbeda ketika menjadi siswa di sekolah menengah dengan menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Apalagi adanya perbedaan budaya yang membuat kita harus menyesuaikan diri dari awal lagi. Di masa sekarang dengan umur yang masih di bilang remaja yang hampir banyak sekali faktor yang menyebabkan rusaknya mental, hal tersebut karena di Masa remaja adalah masa pengembangan kebiasaan sosial dan emosional.
Ada beberapa faktor yang dapat merusak mental seseorang, semakin banyak faktor dan risiko yang dialami oleh seseorang, semakin besar potensi dampaknya terhadap kesehatan mentalnya. Berikut ini beberapa faktor yang dapat menyebabkan stress menurut pengalaman pribadi antara lain:
- sering mendapatkan kesulitan dan susah untuk mencari jalan keluarnya, karena sebagian orang tentunya tidak pandai dalam menghadapi sebuah kesulitan ataupun masalah yang ia hadapi. Â
- tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya, sebagian orang ada yang tidak terlau mahir dalam bersosialisasi hal tersebut akan menimbulkan rasa tekanan atau bahkan menjadi sebuah tuntutan karena ketika kita tidak pandai dalam menyesuaikan diri otomatis kita tidak akan memiliki seorang teman.
- Gangguan emosional, seringkai mengalami kecemasan yang mungkin melibatkan rasa panik atau kekhawatiran yang berlebihan akan terjadinya suatu hal. Karena sumber fikiran yang mengakibatkan rasa kecemasan tersebut datang akan selau ada di dalam fikiran dan mempengaruhi semua hal seperti tidak fokus nya belajar, overthingking dan yang lainya.
Sebagai seorang pelajar yang memikul tanggung jawab dan mengalami beberapa tekanan tentunya saya juga sangat sadar bahwa pentingnya untuk tetap menjaga mental health agar tidak merugikan diri sendiri. Ada  banyak sekali cara untuk tetap menjaga mental health dan pastinya masing-masing orang mempunyai caranya sendiri dalam menjaganya. Begitupun saya memiliki beberapa cara untuk menangani mental health tersebut. Berikut beberapa caranya:
- Berbagi cerita atau menceritakan keluhan atau masalah yang sedang di hadapi dengan seorang teman terpecaya.         Dengan cara ini saya lebih merasa lega karena bisa mengungkapkan keluhan apa saja yang sedang saya rasakan. Tidak hanya bercerita saja, biasanya saya juga akan meminta saran jika merasa di butuhkan.
- Me time                                                                                                                 Menyediakan waktu untuk me time dengan tujuan untuk meringankan tekanan dengan cara melakukan sesuatu yang saya sukai untuk mengalihkan pikiran dari berbagai hal. Seperti menonton film favorit, membaca cerita webtoon, atau mendengarkan musik. Biasanya pada saat kondisis seperti ini saya akan menghindar untuk berinteraksi dengan orang sekitar. Seperti tidak membalas pesan yang masuk, tidak menjawab telepon atau video call dari siapapun.
- Tidur yang cukup                                                                                                           Menurut seorang ahli kesehatan tidur tujuh atau delapan jam setiap malam akan meningkatkan mood. Karena pada waktu  tidur tubuh akan memainkan peran penting dalam meningkatkan pembelajaran, memori, dan keadaan emosional Anda.
- Pergi liburan Bersama teman                                                                                             Melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama teman dengan melihat suasana baru. Dengan cara pergi untuk liburan apalagi jika liburanya ke tempat yang memiliki pemandangan yang indah. Misalnya, pergi ke sebuah gunung ataupun laut. Karena dengan melihat pemandangan yang indah hal ini otomatis akan merefresh otak kita.
- Melaksanakan ibadah 5 waktu                                                                                                      Di Setiap harinya Sebagai seorang muslim tentunya wajib untuk menunaikan ibadah 5 waktu di setiap harinya. Terdapat hikmah ketika kita menjalaninya hal tersebut terletak pada sikap penyerahan diri terhadap tuhan yang maha esa. Sikap tersebutlah yang otomatis akan memberikan sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, lega, semangat, merasa dicintai, ataupun merasa aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H